Mitrapost.com – Asia Tenggara dikenal sebagai surga kuliner jalanan yang menggoda selera. Dari aroma rempah yang kuat hingga cita rasa gurih, manis, dan pedas yang berpadu sempurna, street food di kawasan ini tak hanya menggambarkan kelezatan, tapi juga budaya dan identitas masyarakat.
Tak heran jika wisata kuliner jalanan selalu menjadi agenda wajib bagi para pelancong yang ingin merasakan pengalaman autentik di setiap negara.
Di Thailand, misalnya, pengunjung akan disambut dengan jejeran pedagang kaki lima yang penuh warna. Melansir dari Detik Food, salah satu hidangan paling ikonik adalah Pad Thai, mi goreng khas dengan bumbu asam, manis, dan gurih yang seimbang.
Selain itu, ada Mango Sticky Rice, hidangan pencuci mulut dari ketan lembut dan potongan mangga segar yang disiram saus santan manis. Di malam hari, pasar Chatuchak dan Khao San Road di Bangkok menjadi pusat wisata kuliner yang tak pernah sepi dari pengunjung lokal maupun turis.
Beranjak ke Vietnam, kuliner jalanannya menawarkan kesegaran rasa yang khas. Bánh Mì, roti baguette isi daging panggang, sayuran, dan saus pedas, menjadi simbol perpaduan budaya Vietnam dan Prancis.
Sementara itu, Phở, sup mi berkuah bening dengan daging sapi dan taburan daun ketumbar, adalah menu sarapan favorit yang kini mendunia. Di kota Ho Chi Minh, aroma kuah kaldu dan daging yang direbus berjam-jam menjadi daya tarik tersendiri di setiap sudut jalan.
Tak ketinggalan Malaysia, yang dikenal dengan kekayaan kuliner multi-etniknya. Salah satu yang paling populer adalah Char Kway Teow, mi lebar yang digoreng bersama udang, tauge, dan telur dengan bumbu khas yang kuat.
Di sisi lain, Nasi Lemak tetap menjadi ikon nasional, disajikan dengan sambal pedas, ikan bilis, kacang tanah, dan telur rebus. Kedua makanan ini mudah ditemukan di pasar malam seperti di Penang atau Kuala Lumpur.
Di Indonesia, ragam street food-nya bahkan lebih luas dan beragam di setiap daerah. Dari Sate Madura yang harum dengan bumbu kacang, Siomay Bandung yang lembut dengan saus kacang kental, hingga Seblak, makanan pedas khas Sunda yang kini populer di berbagai kota besar.
Tak hanya itu, es podeng dan martabak manis juga menjadi jajanan malam yang selalu dicari untuk penutup manis setelah makan berat.
Sementara di Filipina, ada Balut, telur bebek yang hampir menetas dan direbus, menjadi kuliner ekstrem yang banyak dibicarakan wisatawan.
Bagi yang mencari rasa lebih ringan, Lumpiang Shanghai dan Halo-halo, ialah campuran es serut dengan berbagai topping manis, selalu menjadi pilihan aman dan menyegarkan. (*)

Redaksi Mitrapost.com






