Mitrapost.com – Tradisi sedekah laut telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat pesisir Indonesia selama berabad-abad. Ritual ini umumnya dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut yang melimpah sekaligus doa agar nelayan senantiasa diberi keselamatan saat melaut.
Namun seiring perkembangan zaman, sedekah laut telah memunculkan berbagai pandangan berbeda, terutama terkait praktik dan makna yang menyertainya.
Di berbagai daerah seperti Cilacap, Bantul, Jepara, hingga Indramayu, sedekah laut dilakukan setiap tahun setelah panen ikan besar atau menjelang musim tertentu, dengan melibatkan pelarungan sesaji ke laut yang berisi hasil bumi, kepala kerbau, bunga, hingga makanan khas daerah.
Masyarakat kemudian berbondong-bondong mengikuti acara ini dengan penuh semangat, menjadikannya ajang kebersamaan sekaligus simbol harmoni antara manusia dan alam.
Menurut Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, sedekah laut berakar dari nilai-nilai lokal yang mencerminkan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan melalui laut. Secara sosial, ritual ini menjadi bagian dari identitas budaya yang diwariskan lintas generasi.
Namun dalam praktiknya, muncul perdebatan di kalangan masyarakat modern, terutama soal pemahaman religiusnya. Sebagian pihak menilai tradisi ini sarat dengan nilai spiritual dan budaya yang perlu dijaga.
Namun, tidak sedikit pula yang menganggapnya bertentangan dengan ajaran agama karena adanya unsur simbolik yang dinilai tidak sesuai dengan syariat.
Akibatnya di beberapa daerah, pelaksanaan sedekah laut mengalami penyesuaian, yaitu sesaji tidak lagi dipersembahkan kepada laut, melainkan dilambangkan sebagai bentuk doa dan syukur kepada Tuhan melalui tumpengan dan doa bersama.
Selain makna spiritual, sedekah laut kini juga memiliki nilai ekonomi dan pariwisata. Pemerintah daerah mulai menjadikannya sebagai agenda budaya tahunan yang menarik wisatawan.
Contohnya di Cilacap, tradisi ini rutin diadakan di Pantai Teluk Penyu dan mampu menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya, memberikan dampak positif bagi pedagang lokal dan sektor pariwisata setempat.
Di tengah perubahan zaman, tradisi sedekah laut menghadirkan dilema antara pelestarian budaya dan reinterpretasi nilai keagamaan. Namun semangat syukur, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam yang terkandung di dalamnya menjadi warisan berharga bagi masyarakat pesisir Indonesia. (*)

Redaksi Mitrapost.com

																						




