Mitrapost.com – Sebuah perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Serikat (AS) yang berkantor pusat di Midtown Manhattan, New York City bernama Morgan Stanley, memperkirakan harga emas pada pertengahan 2026 dapat mencapai 4.500 dolar AS per ounce (ons).
Melansir dari CNBC Indonesia, proyeksi dari jumlah yang jika dikonversikan mencapai sekitar Rp73 juta dalam kurs Rp16.200 per dolar AS ini, didorong oleh tingginya permintaan fisik dari bank sentral dan dana investasi berbasis emas atau exchange-traded funds (ETF), di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dalam tulisan laporan, Morgan Stanley menyebut bahwa pergerakan emas belakangan ini sudah masuk dalam zona overbought, atau kondisi ketika harganya sudah naik terlalu tinggi dan terlalu cepat dibandingkan tren normalnya, berdasarkan indicator dari Relative Strength Index (RSI).
Perkiraan ini juga sejalan dengan pembelian emas oleh ETF yang masih akan terus berlanjut, seiring dengan adanya penurunan suku bunga global. Meski begitu, bank sentral juga masih akan membeli emas beriringan dengan permintaan perhiasan yang diperkirakan tetap stabil.
Seluruh perkiraan yang disebut oleh Morgan Stanley berdasar pada lonjakan harga emas sepanjang tahun ini yang mencapai lebih dari 54 persen, berhasil menembus rekor tertinggi, termasuk pada 20 Oktober lalu yang sempat menduduki puncak sebesar 4.381,21 per ons atau sekitar Rp71 juta.
Kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya adalah adanya ketegangan geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, hingga terus menguatnya aliran dana masuk ke ETF berbasis emas.
Nemun, pihaknya juga telah menyebut jika risiko penurunan harga akan tetap ada, yang didapat akibat dari potensi volatilitas yang membuat investor beralih ke aset lainnya atau bahkan kebijakan bank sentral yang bisa saja mengurangi cadangan emas mereka. (*)

Redaksi Mitrapost.com






