Mitrapost.com – Banjir parah yang melanda Kota Malang, Jawa Timur, disebut disebabkan oleh sedimentasi dan tumpukan sampah di saluran air. Akibatnya, sebanyak 39 titik wilayah kota terendam beberapa waktu lalu.
Hal ini diungkapkan oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Ia menyebutkan, salah satu endapan sedimen terjadi di saluran air Jalan Letjen Sutoyo. Selain itu, banjir juga dipicu kondisi bozem di Tunggulwulung yang tak mampu menampung tingginya debit air.
“Air tidak bisa masuk ke dalam, padahal saluran sudah kami buat dan ada bak kontrol tadi saya melihat tetapi sedimen sampah yang ada disana sangat tinggi sekali,” kata Wahyu, Jumat (15/12/2025), dikutip Detik.
“Kalau bozem ini amber (meluap) ya kami pasti bisa memprediksi Malang akan banjir,” lanjut dia.
Pemkot Malang saat ini telah mempersiapkan langkah pengerukan sedimen guna membuka jalur air yang terhambat. Harapannya, dengan pengerukan sedimen tersebut, kejadian banjir tidak terulang kembali.
Saat ini, wilayah Jalan Soekarno-Hatta sedang dilakukan pembangunan proyek drainase dari sisi utara ke selatan. Selain itu, dilakukan pelaksanaan penyudetan di Jalan Kedawung dan Jalan Letjen Sutoyo.
Wahyu memperkirakan permasalahan banjir di Kota Malang bisa teratasi pada tahun 2026 mendatang.
“Termasuk tahun depan, kami sekarang sudah lelang untuk sudetan sekitar Klojen ke Metro,” ucapnya.
Pada Kamis (4/12/2025), sejumlah titik di Kota Malang, Jawa Timur, dilanda banjir. Peristiwa ini juga sempat terekam video dan tersebar di media sosial. Sebelum wilayah tersebut terendam, terjadi hujan intensitas lebat sejak siang, menyebabkan peningkatan debit air di drainase dan sungai.
“Hingga terjadi luapan ke jalan maupun masuk ke pemukiman warga sehingga banyak yang terjebak di dalam rumah. Berdasarkan pantauan pusdalops, terdapat 39 titik mengalami banjir dan 1 pohon tumbang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Prayitno, Jumat (5/12/2025). (*)

Redaksi Mitrapost.com




