Pati, Mitrapost.com – Griya Harapan didirikan oleh Jasmudi, sebuah komunitas sosial yang menjadi tempat belajar bagi anak-anak disabilitas di Kabupaten Pati.
Ia mengatakan, keberadaan Griya Harapan ini berangkat dari keresahan karena sebagian masyarakat masih memandang sebelah mata anak disabilitas. Maka dari itu, Jasmudi dan para pengajar lainnya berupaya memberikan akses belajar bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
“Griya Harapan ini terbentuk karena adanya satu rasa welas asih dengan makhluk Allah, salah satunya ABK yang kita sebut anak istimewa, di mana anak istimewa ini kadang kala sangat termarjinalkan atau bahkan bisa jadi dianggap putra-putri mereka (orang tua) beban karena di lingkungan umum mereka ini kurang dianggap,” ujar Jasmudi.
“Kami di satu komunitas bagaimana memberikan wadah untuk ABK ini, kondisi ini bukan hambatan kita memandangnya. Mereka memiliki keistimewaan. Kalau kita memandang begitu karena lebih menghargai (sebutan istimewa) daripada menganggap mereka kekurangan,” lanjut dia.
Griya Harapan berdiri pada 23 November 2022. Komunitas itu dinaungi oleh Yayasan Dermaga Family Indonesia yang terbentuk atas dukungan dr Novy Oktaviana. Saat ini, Griya Harapan sudah berdiri di empat kecamatan di Kabupaten Pati, yakni Kecamatan Pati, Trangkil, Tayu, dan Winong.
Ada 23 guru yang mengajar, sementara total murid yang mengikuti kegiatan belajar ada 300 anak. Sistem pembelajarannya dilakukan secara non formal, dan dilakukan di waktu yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.
Jasmudi menerangkan, selama proses mengajar, pihaknya dan rekan-rekan yang lain menggunakan pendekatan emosional. Menurutnya, hal itu dilakukan agar anak-anak merasa nyaman, sehingga antusiasme mereka untuk belajar akan tumbuh.
Para murid yang mengikuti kegiatan pembelajaran berasal dari berbagai kategori disabilitas, seperti autisme, tuna netra, tuna daksa, cerebral palsy, tuna wicara, lumpuh otak, dan tuna rungu. Mereka bisa belajar tanpa dipungut biaya sepeser pun.
Lebih lanjut, selain diajarkan pembelajaran akademik, Griya Harapan juga memberikan terapi okupasi, mengaji hingga pelatihan keterampilan. Keterampilan-keterampilan itu diberikan agar ke depannya, anak-anak bisa mengoptimalkan kelebihan di masing-masing.
Tantangan memberikan pembelajaran anak disabilitas, katanya, harus konsisten dan telaten. Selain itu, pihaknya juga memberikan fasilitas kepada wali murid untuk menyampaikan berbagai curahan hati.
“Tantangannya di Griya Harapan, bagaimana bisa diri agar tetap istiqomah mencarikan ilmu anak, kadang kala mencarikan ilmu bagi anak istimewa ini terhambat. Kita selalu ada kelas parenting bersama orang tua, untuk berbagi curhat bersama orang tua,” ungkapnya. (*)

Wartawan Mitrapost.com






