Mitrapost.com – Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin Indonesia), James Riady menyoroti kondisi ekonomi dan kesiapan Indonesia dalam menghadapi tekanan global pada tahun 2026 mendatang.
Menurutnya, 2026 diistilahkan sebagai tahun dengan badai yang dapat mengganggu aktivitas ekonomi, setelah 2025 menghadapi tekanan hebat akibat fragmentasi dari berbagai negara di dunia hingga meluasnya konflik senjata di berbagai kawasan.
“Kita harus realistis, namun tetap optimistis memasuki tahun 2026. Kita harus jujur, 2026 tidak akan menjadi tahun yang mudah bagi ekonomi global,” ucap James dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (17/12/2025).
“Akan ada badai-sebagian sudah terlihat, sebagian masih muncul di balik horizon. Namun, Indonesia tidak memasuki tahun itu dengan tangan kosong. Indonesia memasuki tahun 2026 dengan modal yang cukup,” tambahnya dengan tegas.
Dalam hal ini, tiga indikasi yang dapat menggambarkan kondisi dari tantangan besar tersebut, di antaranya semakin tajamnya kompetisi di negara-negara besar, pergeseran aliansi global, serta potensi meluasnya konflik regional.
Anggapan ini juga sejalan dengan yang digambarkan oleh lembaga-lembaga dunia seperti The International Monetary Fund (IMF), World Bank, European Central Bank (ECB), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Di antara lembaga-lembaga tersebut, seluruhnya memberi gambaran kondisi ekonomi global saat ini dengan sembutan melambat, terfragmentasi, hingga sedang mengalami transformasi besar.
Sebutan ini didasari pada lemahnya indikasi perdagangan dunia, restrukturisasi rantai pasok yang bukan lagi sekedar efisiensi melainkan demi keamanan, utang publik di banyak negara yang berada pada titik tertinggi, serta perlombaan percepatan teknologi yang mengesampingkan kemampuan regulasi. (*)

Redaksi Mitrapost.com


