Pati, Mitrapost.com – Ladang tanaman jagung di Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, diserang hama tikus. Hal itu dirasakan oleh salah satu petani jagung Desa Wukirsari, Kecamatan Tambakromo bernama Sarlan.
Sarlan mengatakan bahwa serangan hama tikus di tahun ini cukup parah. Akibat dari itu, tanaman jagung miliknya mengalami gagal panen. Padahal, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, yakni per hektarnya mencapai Rp10 juta untuk benih, perawatan, dan pupuk.
Dengan kondisi saat ini, Sarlan memastikan hampir 90 hingga 100 persen tanaman jagungnya mengalami gagal panen.
“Kerugiannya puluhan juta. Sekarang banyak warga yang terpaksa pergi merantau, cari uang buat bayar utang bank, karena disini sudah tidak ada yang bisa dipanen,” kata Sarlan, Kamis (25/12/2025).
Lebih lanjut, Sarlan berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk segera memberikan solusi jangka panjang terhadap serangan hama tikus.
Sementara itu, Kepala Desa Wukirsari, Sulistiono mengaku bahwa hama tikus telah menyerang tanaman jagung petani sejak tahun 2023, namun di tahun 2025 ini sangat parah. Menurutnya, hampir sekitar 90 persen ratusan hektar lahan jagung di wilayahnya tidak bisa panen.
“Serangan tikus itu sejak tahun 2023 itu pertama, waktu itu masih tidak separah tahun 2025 ini. Tahun 2025 ini dari bulan satu, sampai tanam ini banyak yang gagal,” ucap Sulistiono.
Kondisi ini membuat petani merugi hingga puluhan juta rupiah. Akibatnya, banyak warga yang memilih merantau ke luar Jawa demi mencari nafkah, atau menutupi modal tanam dengan pinjaman dari Bank.
“Kerugian petani rata-rata puluhan juta per hektar. Biaya tanam sendiri bisa mencapai Rp10 juta per hektar hingga masa panen,” terangnya.
Untuk mengatasi hama tikus, Sulistiono telah berupaya melakukan koordinasi dengan pihak penyuluh pertanian lapangan (PPL) setempat. Hingga kini, bantuan obat-obatan belum tiba. Kendati demikian, Sulistiono berharap ke depannya ada perhatian untuk mengantisipasi hama tikus. (*)

Wartawan Mitrapost.com





