Pati, Mitrapost.com – Pada tahun 2019, presentasi warga Kabupaten Pati yang berada digaris kemiskinan berada di angka 9,46 Persen dari sekitar 1,4 juta jiwa penduduk Bumi Mina Tani.
Tahun ini diprediksi lebih meningkat, akibat dampak Covid-19, hal ini dirasakan semua lapisan kelas ekonomi, mulai dari pedagang asongan, jasa transportasi hingga pebisnis-pebisnis dibidang pariwisata dan perhotolen.
Badan Pusat Stastistik (BPS) Kabupaten Pati mengaku belum menghitung secara pasti angka kemiskinan setelah adanya Covid-19.
“Kita belum menghitung (angka kemiskinan), tapi kalau dampaknya (Covid-19) di masyarakat terlihat seperti itu ya bisa diperkirakan sendiri,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati, Anang Sarwoto, saat ditemui Mitrapost.com di kantornya, beberapa waktu lalu.
Baca juga : Eks Karyawan Pabrik di Pati Positif Covid-19
Pihaknya biasanya menghitung data pada bulan Maret dan September. Namun, angka di bulan Maret, menurutnya, belum bisa menjadi acuan, mengingat Covid-19 terjadi pada bulan Maret.
“Angka kemiskinan Maret itu kan awal Covid-19. Naik atau turun karena itu dipotret bulan Maret jadi dampak Covid-19 nya belum terlihat. Jadi entah naik atau malah turun belum bisa menjadi acuan karena pendataannya di bulan Maret ” lanjut Anang.
Meskipun demikian, Ia berharap, angka kemiskinan di Kabupaten Pati tidak mengalami kenaikan secara benar mengingat adanya jaring pengaman sosial dari pemerintah.
“Memang selama ini ada jaring pengaman sosial, lewat BLT dan yang lainnya. Mudah-mudahan itu bisa mengcover. Sehingga angka kemiskinan itu tidak berarti. Mudah-mudahan tidak begitu banyak (kenaikan),” pungkasnya. (*)
Baca juga :
- Pengadilan Negeri Semarang Tangani Gugatan Permohonan PKPU
- PDPM Jepara, dapat Kepercayaan BRI untuk Salurkan Bantuan ke Masyarakat
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook dan instagram
Redaktur : Dwifa Okta
Wartawan
Komentar