Jakarta, Mitrapost.com – Pandemi Covid-19 di Indonesia hingga bulan September ini masih belum melandai, bahkan karena hal Indonesia tidak diberikan akses masuk ke sejumlah negara lain.
Dalam upaya menangani pandemi yang disebabkan virus corona ini, pemerintah sedang menyiapkan standardisasi tarif tes risiko infeksi virus corona melalui metode polymerase chain reaction (PCR) atau tes usap (swab) di rumah sakit swasta.
Hal tersebut disampaikan Plt Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Dody Ruswandi, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Jakarta ,Rabu (9/9/2020).
“Dan sekarang kita sedang menyiapkan standar berapa standar biaya untuk rumah sakit swasta. Nah kita sedang bekerja siapkan itu,” kata Dody merespons anggota Komisi VIII yang menyatakan banyak masyarakat keberatan dengan tes swab yang sangat mahal.
Lebih lanjut, Dodi menyadari tarif tes PCR di rumah sakit swasta saat ini terbilang mahal. Pasalnya, rumah sakit swasta tersebut memang berorientasi komersial dan ingin mendapatkan keuntungan dari tes tersebut.
Baca juga: Lakukan 3T, Dinkes Blora Targetkan 3.000 Spesimen Swab Test
Sementara itu, Dody menyatakan tarif tes PCR virus corona tak dikenakan tarif alias gratis di 300 laboratorium khusus Covid-19 milik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
“Nah apabila kita melaksanakan pemeriksaan covid di lab milik pemerintah ini atau di laboratorium kesehatan daerah ini, mestinya ini gratis. Jadi enggak ada alasan membayar,” kata dia.
BNPB telah menyiapkan dua skema untuk membantu laboratorium guna melakukan tes covid-19. Pertama, yakni pemerintah telah menyiapkan bantuan pelbagai peralatan hingga mesin ekstrasi otomatis guna menunjang percepatan tes corona tersebut.
“Biasanya kalau laboratorium lama mereka enggak punya mesin ekstraksi otomatis. Sekarang adanya covid kita bantu. Nah kapasitasnya makin naik,” kata dia.
Lalu skema kedua BNPB membantu melalui penyedia jasa testing. Ia mengatakan kini sudah ada 5 perusahaan yang bekerja sama dengan BNPB untuk membantu memperbesar kapasitas laboratorium.
“Dan biayanya kami bayar. Jadi sewa lah. Dan ini sudah terselenggara. Rasanya dari 2,4 juta testing itu, sebagian besar dari laboratorium yang sudah ada. Dan sebagian kecil dari perusahaan penyedia jasa ini,” jelasnya. (*)
Baca juga:
- Sesuaikan Pemerintah Pusat, Biaya Rapid Test di Pati Turun Jadi Rp150 Ribu
- Data Covid Kota Semarang Beda dengan Pusat, Ganjar Minta Klarifikasi Pemkot
- Pemohon Bansos Permodalan Usaha Mikro Pati Capai 30 Ribu UMKM
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur : Ulfa PS
Redaksi Mitrapost.com