Sholat Taubat Cara Tepat Memohon Ampunan

Mitrapost.com Setiap orang pasti pernah berbuat salah, sebab manusia memang tidak bisa lepas dari dosa. Karena itu manusia perlu memohon ampunan kepada Allah SWT. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menjalankan sholat taubat.

Sholat taubat adalah sholat sunnah yang dilakukan dalam rangka memohon pengampunan dari Allah SWT, atas segala dosa maupun kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat. Maka dari itu tata cara sholat dan waktunya penting diketahui.

Sholat taubat merupakan sholat yang dilakukan dua rakaat dengan sekali salam. Namun sholat ini juga bisa dilakukan empat ataupun enam rakaat.

 

Niat Sholat Taubat :

USHALLI SUNNATAT TAUBATI ROKAATAINI LILLAHI TAALA.

Artinya: “Saya niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.”

 

Tata Cara Sholat Taubat

Berikut ini rangkaian tata cara menjalankan sholat taubat :

  1. Membaca niat
  2. Takbirotul Ihram
  3. Membaca doa Istiftah/iftitah (sunnah)
  4. Membaca surat Al Fatihah
  5. Membaca surat dari Alquran
  6. Ruku’ (membaca tasbih ruku’ tiga kali)
  7. I’tidal (membaca doa i’tidal)
  8. Sujud (membaca tasbih sujud tiga kali)
  9. Duduk di antara dua sujud
  10. Sujud kedua (membaca tasbih sujud tiga kali)
  11. Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai 10.
  12. Tasyahud akhir (membaca bacaan tasyahud akhir)
  13. Salam
  14. Berdoa mohon ampunan

 

Doa Usai Sholat Taubat

Bacaan istighfar setelah mengerjakan sholat taubat nasuha adalah sebagai berikut:

ASTAGHFIRULLAHAL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU WA ATUUBU ILAIHI.

Artinya: “Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.”

Bacaan istighfar ini hendaknya diucapkan sebanyak 100 kali sambil diresapi artinya dalam hati dengan setulus-tulusnya.

Setelah itu baru membaca doa sholat taubat nasuha seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berikut ini:

ALLAHUMMA ANTA ROBBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHOLAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU. A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA’TU, ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA, WA ABUU-U BI DZANBII, FAGHFIRLII FAINNAHUUA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA.

Artinya:

“Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hambamu dan aku di atas ikatan janjimu dan akan menjalankannya dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakuimu atas nikmatmu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku padamu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau.”

Mengenai doa tersebut, Rasulullah SAW pernah bersabda, yang artinya: “Barangsiapa mengucapkannya (sayyidul istighfar) di siang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk surga. Dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum subuh maka dia termasuk penduduk surga.” (HR. Al-Bukhari) (*)