Saat pandemi Covid-19 melanda, Suldiyanto menyebut produktivitas para peternak juga tidak terganggu. Kendati demikian ia mengaku harga komoditas itik sempat anjlok meski tak lama.
“Kendala teknis tidak ada. Problemnya harga kadang naik turun, juga untuk penggemukan biaya pakan tinggi. Untuk sekarang harga sih sudah 8-10 ribu rupiah, di awal corona sempat Rp4 ribu,” kata Suldiyanto.
Baca juga: Pemerintah akan Cabut Subsidi Listrik untuk Hemat Belanja Negara
Kendala distribusi keluar daerah karena PSBB juga saat ini tak ada lagi. Pasalnya para petani sudah mengantongi surat izin melintas jalan dari dokter hewan
BPP Kecamatan Tayu juga secara berkala memberikan penyuluhan memberikan fasilitas kesehatan ternak agar produksi itik stabil.
“Kita lakukan pembinaan kelompok bersama pak dokter hewan dan mantri hewan. Ada juga program vaksinasi, pemberian disinfektan untuk sanitasi kandang, perbaikan cara budidaya dan pencegahan penyakit menular pada unggas,” tandas Sulhadiyanto. (Adv)