Pati, Mitrapost.com – Memasuki musim kemarau tahun ini, petani padi di Kecamatan Pucakwangi tengah susah mendapatkan kebutuhan air untuk irigasi lahan persawahan.
Menurut Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Pucakwangi, Wicaksana Adinugraha, menjelaskan kekeringan menjadi persoalan utama bagi petani. Pasalnya banyak lahan sawah di Pucakwangi yang sulit mendapatkan pengairan, khususnya di musim tanam kedua (MT-2).
“Petani mengalami kesulitan mendapat air. Bahkan sumur-sumur di sini alami kekeringan,” ungkapnya, Kamis (22/4/2021).
Lahan pertanian di Kecamatan Pucakwangi seluas 5.023 hektare ini mayoritas ditanami padi. Sedangkan seluruh lahannya merupakan lahan tadah hujan yang lebih mengandalkan curah hujan sebagai sumber pengairan.
“Pada masa tanam kami hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber utama dari irigasi,” ungkap Wicaksana.
Meskipun ada dana alokasi khusus (DAK) yang diperuntukkan untuk pembangunan sumur, parit dan embung, menurutnya hal tersebut tidak berpengaruh.
Pasalnya wilayah Pucakwangi merupakan wilayah dengan kontur berbukit-bukit yang lahannya kering dengan ketinggian mencapai 20 sampai dengan 35 mdpl.
Sehingga ia mengatakan bahwa lahan pertanian di Pucakwangi lebih cocok dijadikan sebagai lahan budidaya jagung yang cocol ditanam di lahan kering. Seperti di Desa Wateshaji dan Desa Karangwotan.
Tim Redaksi Khusus Video dan Konten