Semarang, Mitrapost.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno dukung pemerintah provinsi Jawa Tengah untuk promosikan batik Lasem kabupaten Rembang.
Salah satunya dengan peluncuran buku berjudul “Memadukan Keberagaman : Dokumentasi Motif Modifikasi Batik Tulis Lasem”.
Dalam buku tersebut memuat citra karya para pembatik Lasem secara fisik. Selain itu juga disematkan barcode yang ditautkan ke laman batiklasem.id. Dimana laman tersebut memuat kontak perajin batik yang dapat dihubungi.
Sandi juga mengajak masyarakat untuk mendukung perajin batik, sehingga lebih semangat untuk memproduksi batik.
“Batik Lasem terkenal dengan warnanya yang cerah, salah satu motifnya adalah watu pecah. Mari dukung perajin batik yang lama berkiprah, agar produksi batiknya semakin bergairah,” ujar Sandi melalui laman temu virtual, Jumat (30/7/2021).
Sandi juga menuturkan bahwa ia memberikan dukungan dengan langkah menjadikan Lasem sebagai Kota Fashion dan Kota Pusaka.
“Langkah Pemprov Jateng dan Pemkab Rembang jadikan Rembang sebagai Kota Fashion dan Lasem sebagai Kota Pusaka kami dukung,” ungkap Sandi.
Ia pun mengajak masyarakat untuk membeli produk local sehingga dapat mengangkat identitas bangsa di tengah globalisasi.
“Jangan hanya jadi Rohali (Rombongan hanya lihat-lihat), tapi jadi Rojali (Rombongan jadi beli). Kita beli dan pakai sendiri, hal kecil yang bisa angkat identitas bangsa di tengah globalisasi, digitalisasi, pandemi dan tantangan ekonomi,” ujarnya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo berharap, upaya ini dapat berkesinambungan. Ia juga mengaku bahwa ini menjadi salah satu langkah yang luar biasa.
“Menurut saya ini start yang luar biasa. Harapannya bisa dikembangkan di tempat lain, seperti batik Pekalongan, batik Solo. Atau berdasarkan wilayah, batik pesisiran bagaimana nilai historisnya,” jelasnya.
Menurut Atikoh, penggalian batik beserta modifikasi dan sejarahnya bisa menjadi warisan. Selain itu, upaya modifikasi penjualan batik di masa pandemi amat penting. Hal itu dapat dilakukan dengan variasi produk hingga mengajak Generasi Z untuk ikut memasarkan melalui media online.
“Ini bisa berfungsi sebagai legasi, dan upaya mengevaluasi perkembangan batik dan wastra nusantara di Jawa Tengah,” imbuhnya.
Atikoh juga memberikan apresiasinya kepada pihak pendukung peluncuran buku tersebut. (*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra
Redaksi Mitrapost.com