Mitrapost.com – Pesatnya perkembangan teknologi pada era disrupsi, menggiring massa harus “melek teknologi”.
Pembaca diwajibkan cerdas dalam memilih informasi di media sosial untuk menghindari berita hoaks. Kebanyakan pembaca, menerima informasi tanpa membuktikan kebenaran dan keabsahan informasi tersebut.
Pembaca pun dapat mengakses bebas berita dari internet dengan berbagai sumber website yang tersebar luas di jejaring sosial.
Pesatnya perkembangan teknologi, beriringan dengan tingkah oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi dan berita tidak benar. Berita tersebut dikenal dengan istilah hoaks.
Tujuannya, tak lain tak bukan adalah untuk memprovokasi pembaca. Penyebaran berita hoaks ini tentu merugikan berbagai bidang dan dapat mengancam persatuan bangsa.
Konsumsi berita hoaks tanpa berpikir Panjang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat sehingga berdampak pada pandangan yang berbeda tentang suatu hal. Terlebih bagi pihak korban fitnah yang sangat dirugikan.
Informasi pembaca dapat untuk menambah pengetahuan, bukan menambah opini yang menyimpang.
Oleh karena itu, pembaca perlu hati-hati dalam memilah berita yang diperlukan, agar pembaca tidak mudah termakan tipuan berita hoaks. Beberapa cara berikut dapat dilakukan, agar pembaca terhindar dari berita hoaks
1. Cermati alamat situs.
Cermatilah alamat URL pada link website informasi yang kamu baca. Jika meragukan informasi tersebut, jika situs online berasal dari institut yang tidak resmi dan belum terverifikasi oleh pers-resmi. Misalnya menggunakan blog.
Berdasarkan catatan dewan pers, negara Indonesia memiliki sekitar 43.000 situs online. Situs tersebut mengklaim sebagai portal berita.
Dari banyaknya jumlah situs online, tak sampai 300 situs yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi. Artinya, terdapat puluhan ribu situs online yang belum terverifikasi dan berdampak menyebarkan kabar hoaks melalui internet. Pembaca harus bijak dan cerdas dalam mengakses berita.
2. Waspada judul yang provokatif
Judul sensasional yang provokatif sering digunakan dalam branding berita hoaks. Penulis berita hoaks langsung menuding pihak tertentu untuk menarik khalayak umum. Isi yang diambil dari media resmi, hanya diubah bentuk dan isi agar menimbulkan persepi yang sesuai dengan penulis berita hoaks.
Sebagai pembaca cerdas, jika menjumpai berita yang judulnya sensasional/provokatif, sebaiknya mencari banyak referensi berita yang serupa dari berbagai media online resmi. Untuk kemudian, dibandingkan isi berita satu dengan yang lain apakah sama atau berbeda. Pilih mana yang paling kamu percaya, tentunya situs yang memiliki banyak persamaan. Dengan demikian, sebagai pembaca cerdas dapat memperoleh kesimpulan informasi yang berimbang.
3. Periksa kebenaran berita
Teliti dan periksa asal berita dan sumber yang dibaca, Apakah dari institusi resmi? Seperti website lembaga pemerintahan, humas pemerintah daerah, dan sumber terpercaya yang lain. Jangan percaya terhadap berita yang berasal dari opini atau persepsi tokoh pegiat ormas, pengamat, dan tokoh yang berpengaruh. Lakukan pencarian lebih dari satu sumber, hal ini dimaksudkan pembaca dapat menemukan suatu informasi yang utuh dan imbang.
4. Pahami perbedaan fakta dan opini
Berita perlu diamati dari perbedaan berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini yang disajikan. Fakta merupakan kejadian/peristiwa yang terjadi disertai bukti kuantitatif (nominal) dan bukti kualitatif (penjelasan), dalam hal ini penjelasan dapat berupa kesaksian seseorang yang mengetahui kejadian. Sedangkan, opini adalah pendapat, tanggapan, kesan dari penulis berita. sehingga kefaktualan suatu berita diragukan karena bersifat subyektif.
5. Cek keaslian foto
Era teknologi digital saat ini, plagiarisme bukan lagi hal baru. Tidak hanya konten berupa teks yang dapat disalahartikan, melainkan juga konten lain berupa foto atau video dapat dimanipulasi. Hal ini disebabkan penulis berita hoaks memiliki tujuan memprovokasi pembaca.
Sebagai pembaca cerdas, perlu mengecek foto yang terdapat dalam berita dengan memanfaatkan mesin pintar Google, dengan melakukan drag and drop pada kolom pencairan Google.
6. Menghindari komentar terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya
Pembaca cerdas tidak perlu memperhatikan komentar dari netizen, karena hal ini bersifat subjektif. Persepsi setiap orang berbeda dalam mengahadapi sajian berita atau fenomena. Banyak netizen yang termakan provokasi dari penulis berita hoaks.
7. Berfikir logis dan memiliki pendirian
Cermati berita dan foto yang kamu baca, berpikir dengan logis terhadap suatu berita yang kita pikir masuk akal lebih baik. Memiliki pendirian mengenai suatu konsep yang telah diketahui, jangan percaya terhadap berita yang senagan ditulis untuk memprovokasi pembaca.
8. Cari informasi yang relevan
Informasi yang relevan saling berkaitan dengan suatu kejadian. Tentunya, dapat memanfaatkan informasi yang sudah diketahui untuk mengaitkan suatu kejadian yang terjadi dalam berita.
9. Lakukan konfirmasi
Bertanya kepada lembaga yang bersangkutan. Lembaga profesional tidak akan mungkin sembarangan dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Kamu dapat mem-follow akun-akun media sosial yang memang sudah terpercaya dalam menyampaikan berita agar mendapat jawaban dari suatu kebimbangan.
10. Perhatikan elemen berita
Berita biasanya menampilkan keterangan waktu dengan pasti, misal tanggal, waktu atau keterangan tempat. Berbeda dengan Berita hoax, biasanya informasi yang diberikan kurang lengkap dan valid.
11. Diskusi dengan grup anti hoaks
Diskusi tersebut dapat dilakukan melalui media soasial seperti Facebook, Whatsapp, maupun Telegram misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Diskusi ini dimaksudkan, agar ilmu mengenai berita hoaks dapat meluas. Pembaca juga dapat bertamnya mengenai suatu kebeneran berita di grup.
12. Melaporkan berita hoaks
Jika menjumpai berita hoaks, sebagai pembaca cerdas, dapat mencegah berita tersebut agar tidak tersebar luas. Dengan cara melaporkan berita tersebut melalui sarana yang tersedia.
Redaksi Mitrapost.com