Mitrapost.com– Mahasiswa USU yang sebelumnya ditangkap oleh Badan Narkotika Nasional di Universitas Sumatera Utara (USU) akan menjadi duta anti-narkoba.
Kriminolog yang mengetahui hal tersebut mengkaji fenomena mahasiswa yang melanggar aturan dan melakukan kegiatan yang tidak terppuji mengapa bisa menjadi duta anti-narkoba.
Adrianus Meliala selaku Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) mengungkapkan pelaku pelanggaran yang menjadi duta ada kaitannya dengan disonansi kognitif.
“Yang dimainkan adalah disonansi kognitif, itu teorinya. Isi teori itu adalah bahwa orang nggak suka melihat dua kenyataan yang bertolak belakang namun dikaitkan. Mahasiswa ganjais dikaitkan dengan duta anti narkoba kan bertolak belakang. Eh malah dikaitkan,” kata Adrianus.
Adrianus mengatakan dua hal yang berbeda dan bertolak belakang akan mudah diingat oleh masyarakat.
“Namun akibatnya, orang jadi ingat, jadi gelisah dan selanjutnya orang mau mendengar message yang dikirimkan,” ujarnya.