Tolak Klaim Disdikbud Pati, Aktivis Sebut Ada Anak Putus Sekolah

Pati, Mitrapost.com – Salah satu aktivis di Kabupaten Pati, Muhammad Iqbal, menyebut masih ada anak yang putus sekolah pada saat pandemi Covid-19. Di daerahnya, masih ada beberapa usia peserta didik yang meninggalkan bangku sekolah karena faktor ekonomi.

Hal ini mematahkan klaim Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Pati, Winarto yang menganggap tidak ada anak putus sekolah pada saat pandemi Covid-19 ini.

“Faktor mereka putus sekolah karena ekonomi hingga pola pikir mereka,” kata pemuda asal Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo ini.

Dia mencontohkan, ada beberapa tetangga dan teman yang putus sekolah karena masalah ekonomi, meskipun demikian, hal itu tak banyak. Kebanyakan mereka tidak melanjutkan sekolah lantaran pola pikir yang menganggap pendidikan formal tidak penting.

Baca Juga :   Melalui Swakelola, Petani Diimbau Rawat Hasil Program RJIT dengan Baik

”SD, SMP ada yang putus sekolah. Tetapi biasanya yang putus sekolah itu malah SMA. Pola pikir mereka kenapa sekolah, kenapa kuliah, toh bakal jadi buruh, jadi karyawan. Kan lebih baik tidak usah sekolah. Kebanyakan seperti itu,” tutur aktivis mahsiswa salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Pati ini.

Hal yang sama juga diungkapkan aktivis pendidikan di Pati, Fenti Kumala Sari. Gadis yang mempunyai Bimbil gratis untuk anak suku Sedulur Sikep ini mengatakan di lingkungan masih terjadi anak putus sekolah.

“Ada anak SD putus sekolah kemarin. Karena masalah ekonomi ada kak, masalah lingkungan juga ada,” ujar gadis asal Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo ini.

Baca Juga :   Garuda Indonesia Dililit Utang, Akankah Diganti Pelita Air?

Sebelumnya, Kepala Disdikbud Kabupaten Pati, Winarto, mengklaim tidak ada anak putus sekolah di Pati selama pandemi Covid-19 berlangsung hingga saat ini. Pihaknya belum menerima laporan adanya anak putus sekolah.

Ia mengklaim Covid-19 membuat tidak adanya laporan anak putus sekolah di kabupaten yang berjuluk bumi mina tani ini. Terlebih selama pandemi Covid-19 sistem pembelajaran dilaksanakan secara daring dan tidak tatap muka secara lansung.

Ketidak adanya siswa yang putus sekolah ini juga diklaim karena sejumlah beasiswa yang turut membantu. Baginya saat ini beasiswa dari beberapa pihak juga sudah banyak. Baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah sendiri.

“Sekarang berbeda jika dibanding sebelum pandemi kan kesulitan di hadapi sendiri oleh kita, oleh siswa sendiri. Kalau saat ini dirombong rame-rame,” tutur Winarto saat ditemui di Pendopo Kabupaten Pati, belum lama ini. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati