Mitrapost.com – Saat ini profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia dipandang sebagai profesi paling dihormati dalam kultur masyarakat. Padahal profesi ini menjadi profesi yang sulit untuk diraih karena butuh perjuangan seleksi yang sangat ketat. Selain itu, di Indonesia masih ada perbedaan cara pandang masyarakat kepada ASN dan pegawai swasta.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana menegaskan jika seharusnya jumlah orang yang minat jadi PNS tidak terlalu banyak.
“Sebetulnya jumlah orang yang ingin menjadi ASN ini tidak boleh terlalu banyak. Mengapa demikian, karena ASN ini bukan sektor produktif, ia tidak menghasilkan atau tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi,” ungkap Bima dalam keterangannya, Sabtu (6/11/2021).
Menurutnya, peminat PNS di Indonesia didominasi oleh para generasi muda, khususnya fresh graduate. Padahal, ASN bukan sektor profesi produktif karena tak berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi.
Ia juga mengingatkan bahwa maraknya oknum-oknum yang memanfaatkan masyarakat untuk menjadi ASN dengan cara yang tidak sesuai system, patut diwaspadai.
“Sekarang ini dengan semakin ketatnya proses seleksi oleh sistem rekrutmen ASN, calo menjadi lebih terorganisasi,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, Bima mengatakan BKN bersama tim Panselnas terus berupaya untuk memperbaiki sistem, terutama dalam persiapan tahapan selanjutnya dalam Seleksi CASN, yakni Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Bima menyampaikan akan ada pula investigasi untuk internal BKN sendiri.
Baginya, di era kemajuan teknologi semakin meningkat pula potensi modus kecurangan. Apalagi, kecurangan dapat dilakukan dengan cara yang lebih canggih.
Bima juga berterima kasih kepada masyarakat yang turut berperan aktif mengawal proses pelaksanaan seleksi.
Bima melanjutkan, dengan transparannya nilai yang diumumkan secara real time , semakin banyak aduan yang dilaporkan sehingga perlu dilakukan forensik. (*)
Artikel ini telah tayang di detik.com dengan judul “Kepala BKN: Jumlah Orang yang Mau Jadi ASN Tak Boleh Terlalu Banyak!”
Redaksi Mitrapost.com