“Semaunya dia, misal tertarik sama anak A ya diambil. Jadi kalau ada yang main-main di sungai dan si penunggu tertarik ya diambil. Sebenernya baik, cuma berhubung nggak punya temen, anak, nggak ngapa-ngapain, jadi ngambil anaknya orang lain,” jelas Satria yang kerap dimintai tolong anggota Linmas Surabaya untuk mencari anak hilang.
“Kalau jahat, jasadnya nggak dikembalikan, badannya nggak ditemukan. Tapi kalau dia baik dikembalikan, dan jasadnya ditemukan,” tutupnya.
Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, pertarungan Sura dan Baya untuk merebutkan kekuasaan. Hingga kini, Kalimas, Wonokromo, Jagir, dan Sungai Brantas diyakini dihuni oleh buaya-buaya penguasa sungai. Berdasarkan hal tersebut, sering ditemukan korban meninggal tenggelam dalam sungai tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Detik News dengan judul “Perempuan Berpakaian Jawa ‘Penjaga’ Kalimas Surabaya Suka Ajak Anak Bermain”