Mitrapost.com– Berita heboh datang dari Medan, dikabarkan bahwa Bandara Kualanamu dijual atau digadaikan sahamnya. Hal ini menjadi perdebatan antara Kemitraan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II dengan operator bandara asal India, GMR Airports Consortium untuk pengelolaan Bandara Kualanamu jadi perdebatan di media sosial.
Muhammad Said Didu, Eks Sekretaris BUMN mengungkapkan bahwa kerja sama tersebut sama dengan menjual saham bandara. Twet tersebut lantas dibalas oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, ia membantah tudingan Said.
“Itu sama dengan menjual atau menggadaikan saham sebanya 49 %. Itu menunjukkan bhw kita sdh tdk mampu. Jelas ?” cuitnya di akun Twitter @msaid_didu.
“Bagi yg paham korporasi, jika sudah menyangkut pelepasan saham itu berarti sudah penjualan asset – bukan lagi Joint Operation. Joint Operation adalah para pihak memasukkan modal utk mengelola fasilitas dan berbagi laba sesuai kesepakatan – tdk ada perpindahan saham. Jelas ?” tulis cuitan lainnya Said Didu.
Dikutip dari akun Twitternya, pada Jumat (26/11/2021), staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan bahwa PT AP II dan PT Angkasa Pura Aviasi telah mendapatkan mitra kerja sama untuk mengelola Bandara Kualanamu. Ia juga mengungkapkan bahwa Angkasa Pura II menjadi pemegang saham terbesar di Angkasa Pura Aviasi.
“Dengan Kerjasama ini, komposisi saham PT Angkasa Pura Aviasi menjadi 51% mayoritas dimiliki oleh AP2 dan Mitra Strategis GMR 49%” katanya.
Kerja sama ini akan dilakukan selama 25 tahun.
“Jadi aset tersebut tetap milik AP2 bukan dijual asetnya, jadi keliru kalau mengatakan terjadi penjualan Aset,” katanya.
Arya mengungkapkan bahwa melalui kerja sama ini Angkasa Pura II akan mendapat keuntungan pertama senilai Rp 1,58 triliun dari mitra. Dan kedua, akan ada pembangunan dan pengembangan Bandara Kualanamu sebesar Rp 56 triliun.
“Ini namanya AP tidak perlu mengeluarkan uang sebesar 58 T untuk pengembangan Kualanamu tapi ditanggung oleh partnernya,” ujarnya.
Lebih rinci, dalam keterangan tertulis Angkasa Pura II dijelaskan, perusahaan mengajak mitra strategis yakni GMR Airports Consortium bersama-sama mengelola dan mengembangkan Bandara Kualanamu. Pemegang saham mayoritas dengan menguasai 51% saham di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara GMR Airports Consortium memegang 49% saham.
“Saat ini pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu dilakukan oleh AP II. Sejalan dengan adanya mitra strategis, pengelolaan selama 25 tahun akan dilakukan oleh AP II dan GMR melalui JVCO yang 51% sahamnya dimiliki AP II. Nantinya pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu akan kembali seluruhnya kepada AP II setelah masa kerjasama berakhir,” tuturnya.
“Tidak ada penjualan aset atau penjualan saham Bandara Internasional Kualanamu. Kepemilikan Bandara Internasional Kualanamu beserta asetnya 100% tetap milik AP II. JVCo hanya akan menyewa aset kepada AP II untuk dikelola selama 25 Tahun. Setelah periode kerja sama berakhir, JVCo tidak berhak lagi mengelola Bandara Internasional Kualanamu dan semua aset hasil pengembangan akan dikembalikan kepada AP II. Kemitraan dapat dianggap seperti perjanjian sewa menyewa dengan para tenant di terminal Bandara,” kata Armand. (*)
Artikel ini telah tayang di Detik Finance dengan judul “Heboh Bandara Kualanamu Dituding Dijual, Benarkah?”
Redaksi Mitrapost.com