Shelter Gemawang Yogyakarta Akan Dibuka Kembali

Yogyakarta, Mitrapost.com – Shelter Gemawang di kota Yogyakarta siap dibuka Kembali, jika dibutuhkan untuk tambahan tempat isolasi Covid-19 dengan gejala ringan.

Hal tersebut menjadi langkah antisipasi seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19. Pemkot Yogyakarta saat ini, juga mengoperasionalkan shelter isolasi yang berada di bangungan rumah susun sewa (rusunawa) yang berada di wilayah Bener, Tegalrejo.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, sebagian besar kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta adalah tanpa gejala. Oleh karena itu didorong melakukan isolasi mandiri di rumah masing- masing. Namun jika kondisi rumah tidak memungkinkan atau tidak mendukung untuk tempat isolasi maka disiapkan isolasi terpusat di shelter Bener.

“Kita siapkan tempat shelter yang kita miliki di Bener. Nanti kalau perlu kita buka lagi di Gemawang, kan masih dalam penguasaan kita. Sementara ini tidak aktif. tinggal kita aktifkan,” kata Heroe ditemui usai kegiatan konsultasi publik RPD di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (4/2/2022).

Selama pandemi Covid-19 tahun 2021, Pemkot Yogyakarta mengoperasionalkan dua shelter isolasi pasien Covid-19 gejala ringan yaitu di shelter Rusunawa di Bener dan di shelter rumah susun Gemawang. Namun seiring penurunan jumlah kasus Covid-19 dan tidak ada pasien yang membutuhkan shelter isolasi, maka shelter di Gemawang ditutup.

Sedangkan shelter Bener tetap dibuka dan kembali terisi pasien Covid-19 pada Januari 2022. Berdasarkan informasi yang dihimpun per Senin (7/2/2022) ada sekitar 26 orang positif Covid-19 yang menjalani isolasi di shelter Bener. Pemkot Yogyakarta mencatat per Senin (7/2/2022) ada 278 kasus aktif Covid-19 di Kota Yogyakarta.

“Akhir- akhir ini, sejak minggu terakhir Januari sampai hari ini kasus Covid-19 di Kota Yogya, DIY dan Indonesia sedang meningkat tajam. Jadi ini memang harus kita antisipasi,” tambahnya.

Menurut Heroe dilihat dari jumlah kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta, laporannya sudah ada kontak erat yang terjadi di masyarakat. Hal itu ditemukan dari tes dan pelacakan kasus positif Covid-19.

Sebelumnya, kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta lebih banyak dari para pelaku perjalanan. Namun pihaknya belum dapat memastikan meningkatnya kasus itu karena potensi adanya varian Omicron, lantaran pola kasus menyebar atau tidak satu kawasan.

“Sekarang ini menyebar. Tidak dalam satu kawasan. Sekarang dari kontak erat itupun belum terbentuk klaster, artinya kena satu kali orang tidak meluas. Kalau omicron itu misalnya kena, satu kawasan kena semua. Mungkin ini berkaitan masih delta atau apa, kita masih cek terus karakternya,” terang Heroe.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Asisten Kesejahteraan Rakyat, Bagian Tata Pemerintahan dan Bagian Hukum Pemkot Yogyakarta terkait pengetatan protokol kesehatan di masyarakat. Terutama dalam aktivitas- aktivitas di masyarakat diminta diperketat. “Pembelajaran tatap muka sudah 50 persen itu sudah antisipasi kita supaya tidak terjadi sebaran yang luas,” imbuhnya. (*)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati