Semarang, Mitrapost.com – Virus Covid-19 varian Omicron diduga sudah menyebar di kota Semarang. Selain itu, penyebaran kasus di kota Lunpia pun dinilai sangat cepat.
Berdasarkan dari data siagacorona.semarangkota.go.id hingga Senin (7/2/2022). Tercatat 301 kasus berasal dari warga ber KTP Semarang dan 42 lainnya berasal luar KTP Semarang.
Berdasarkan keterangan dari Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, banyaknya kasus yang ada berasal dari para pelaku perjalanan yang memasuki kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, sudah mengirimkan sampel untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui jenis varian Covid-19. Meski belum ada hasil laboratorium resmi, ia menduga jika varian Omicron mulai menyebar, karena adanya kenaikan kasus di Kota Lunpia yang sangat cepat dalam dua pekan terakhir.
“di dasboard siagacorona dari hari ke hari naiknya cepat, tidak seperti varian delta. Ini harus disikapi, dicermati, disadari. Dugaannya mungkin omicron telah menyebar,” ungkapnya, Senin (7/2/2022).
Selain berasal dari pelaku perjalanan, penyumbang dari bertambahnya kasus Covid-19 di kota Semarang adalah berasal dari klaster perkantoran, keluarga, dan dunia Pendidikan.
Ia mengakui, jika varian Omicron cenderung tidak memiliki gejala klinis yang berat seperti Delta, bahkan seringnya pasien yang terpapar tidak memiliki gejala dan merasa dirinya sehat.
“Meskipun sudah mendapatkan vaksin, tapi lupa protokol kesehatan membuat virus ini cepat menyebar,” katanya.
Ia meminta masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah bisa berpindah ke isolasi terpusat, agar tidak menularkan kepada anggota keluarga.
“Kalau yang sakit dirumah, pasti akan menulari yang sehat. Jadi harus dibawa ke isolasi terpusat. Saya minta kepala puskesmas untuk bisa berkoordinasi dengan lurah, Polsek, dan Koramil untuk membawa ke isolasi terpusat,” ucapnya.
Adapun upaya pemerintah dalam menekan angka kasus Covid-19, diantaranya dengan terus mengingatkan akan disiplin protokol Kesehatan. Selain itu, juga melakukan percepatan vaksinasi booster.
“Saya sudah menegur Kepala Dinkes, namun katanya masih fokus vaksinasi dosis kedua untuk pelajar. Saya pikir bisa kolaborasi TNI, Polri dengan pemda, bergabung melakukan booster scra masif. Kalau tidak percepatan, ya Covid-19 tidak akan bisa kita tekan,” tegasnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com