Ritual Maut Jember dengan Mitos Nyi Roro Kidul Minta Korban

Mitrapost.com Mitos yang berkembang di Jawa terkait dengan Nyi Roro Kidul yang meminta korban di laut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa berulang kali kejadian tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman karakteristik dan bahaya arus laut.

Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono ketika membahas ritual maut di Jember, Jawa Timur yang menewaskan 11 orang.

“Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai karakteristik dan bahaya arus laut di pantai menjadi faktor utama terus berulangnya korban jiwa terseret arus laut. Di Jawa, berkembangnya mitos dan cerita rakyat Nyai Roro Kidul bahwa Laut Selatan sering meminta korban. Ini sesungguhnya hanyalah bentuk ketidakmampuan masyarakat dalam menjawab fenomena alam pantai yang mematikan dan sering terjadi secara berulang,” ucap Daryono pada Selasa (15/2).

Daryono menyebut musibah tersebut terjadi diduga lantaran arus rip current, sebab fenomena alam yang mematikan tersebut dalam dunia sains disebut rip current.

Daryono mengatakan jika dicocokkan dengan waktu kejadian, BMKG mencatat tinggi gelombang mencapai sekitar 2-2,5 meter.

“Salah satu bentuk bahaya pantai yang berupa teluk adalah adanya rip current. Definisi rip current ialah arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah,” jelas Daryono.

Daryono mengungkapkan rip current terbentuk jika gelombang laut datang dan mengempas garis pantai yang berbentuk teluk atau cekungan.

“Arus susur yang saling bertemu di pusat busur teluk ini selanjutnya bergabung menimbulkan sebuah arus balik menuju ke tengah laut yang mengumpul pada suatu jalur arus yang sempit hingga melewati batas zone gelombang pecah. Arus ini bergerak dalam energi sangat kuat dengan kecepatan tinggi. Inilah ‘rip current’ yang menjadi biang keladi dari sederet daftar korban meninggal dan orang hilang terseret arus di pantai sejak zaman dahulu,” bebernya.

Daryono mengatakan gerakan rip current berlangsung cepat dan singkat, seseorang yang terjebak dalam arus akan sulit melepaskan diri hingga seolah akan terseret ke laut.

“Inilah sebabnya mengapa arus ini banyak memakan korban jiwa,” imbuh Daryono.

Ada beberapa kejadian, air laut tidak terlalu dalam dan hanya sebatas lutut, seseorang sudah dapat mengalami serangan arus ini. Kondisi ini terjadi jika arus susur pantai yang telah bergabung dengan tiba-tiba, menyebabkan dasar pasir tempat berpijak tergerus arus hingga habis.

“Karena pasir tempat berpijak habis terbawa arus, maka orang yang terjebak dalam arus ini merasa seolah-olah dirinya jatuh ke dalam lubang, selanjutnya tenggelam, selanjutnya diseret oleh badan arus yang mengalir kuat menuju ke tengah laut,” kata dia.

“Sebab fenomena derasnya arus pantai merupakan gejala alam biasa dan dapat dijelaskan secara ilmiah,” ujar Daryono. (*)

Artikel ini telah tayang di Detik News dengan judul Mitos Nyi Roro Kidul Minta Korban di Balik Ritual Maut Jember”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati