Pati, Mitrapost.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno menyampaikan informasi dari Dinas Pertanian (Dispertan) bahwa kebutuhan pupuk subsidi di Pati hanya tercukupi 75 persen. Hal ini ditengarai adanya pengurangan dari Pemerintah Pusat.
“Saya dapat informasi bahwasanya Kementerian Pertanian (Kementan) mengajukan anggaran untuk pupuk subsidi sebanyak Rp 24 triliun, tapi kemampuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya Rp 9 triliun,” ucapnya kepada Mitrapost.com saat ditemui di ruangannya, Rabu (17/2/2022).
Ia melanjutkan, Dispertan Pati mengusulkan pupuk subsidi sampai batas 75 persen dari Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) Kabupaten Pati.
“Saya kerap mendapatkan aspirasi dari para petani terkait kurangnya pupuk waktu awal tanam,” sambungnya.
Ia menegaskan, upaya pengadaan, penyaluran, dan penggunaan pupuk telah diatur, dilaksanakan dan diawasi pemerintah. Namun keluhan terkait permasalahan penyaluran pupuk subsidi masih terjadi.
“Masalah pupuk subsidi ini sudah menjadi masalah tahunan di Indonesia. Saya berharap pemerintah bisa mencari solusi terkait hal tersebut,” kata Sukarno.
Kemudian, pihaknya pun akan menelusuri terkait persoalan pupuk subsidi agar terhindar dari oknum yang bermain dalam pendistribusian.
Untuk diketahui, petani Jawa Tengah ada sekitar 2,9 juta, rata-rata kepemilikan lahan petani 0,65 hektare. Setengahnya merupakan petani gurem (1.317.118 orang) dengan rata-rata kepemilikan 0,15 hektare. Produktivitas 1 hektare sawah menghasilkan 6 ton gabah, kemudian terjadi penyusutan 18 persen, maka menjadi 4,92 ton. (*)
Redaksi Mitrapost.com