Pati, Mitrapost.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati menegaskan, bahwa penambangan batu kapur di Pegunungan Kendeng harus segera dihentikan, terlepas berizin atau tidaknya penambangan tersebut.
Pasalnya, penambangan tersebut mengakibatkan dampak kerusakan yang sangat luar biasa. Hal tersebut lantas menjadi pemicu utama terjadinya bencana alam, terutama banjir bandang dan tanah longsor.
“Penambangan batu kapur di gunung kendeng terkesan sangat ngawur mas. Padahal seharusnya ada ilmu khusus tentang penambangan tersebut,” tegas Martinus selaku Kepala BPBD Pati, saat ditemui Mitrapost.com, Senin (21/2/2022).
Dari segi kemiringan penambangan harus benar-benar diukur, agar tidak menyebabkan tanah longsor. Selain itu, jika penambangan terus dilakukan, maka akan membahayakan para penambang serta warga sekitar.
Ia juga menyinggung terkait efek penambangan di pegunungan Kendeng. Mulai dari debu yang tidak terkendali, galian batu kapur yang sudah mulai longsor, serta banjir bandang yang datang karena gundulnya hutan akibat penambangan itu.
“Mungkin kalau kita yang tinggal di area Pati Kota tidak langsung merasakan kerusakan yang ditimbulkan mas. Tapi saudara kita yang berada di Desa Wonosoco Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, sangat merasakan kerusakan di kendeng akibat penambangan batu kapur,” tegas Martinus.
Memang benar apa yang dipaparkan oleh Martinus Kepala BPBD Pati. Pasalnya, saat curah hujan lebat, air yang turun menerjang pegunungan Kendeng sudah tanpa halangan lari ke sawah, jalanan, dan sungai yang alirannya menuju area Wonosoco, Undaan, Kudus.
Banjir bandang dengan membawa material seperti lumpur, batu, serta sampah dari pepohonan yang tumbang akibat penambangan di kendeng akan bersarang di daerah Wonosoco.
“Saya sangat berharap penambangan di area tersebut dihentikan, mari perhatikan lingkungan kita, masyarakat kita, serta alam kita. Dan kembali melakukan penghijauan, agar esok hari bencana alam dapat lebih diminimalisir,” tandasnya. (*)