Kudus, Mitrapost.com – Sebagai upaya pencegahan stunting di kabupaten Kudus, bayi yang lahir dengan berat badan rendah, diberikan bantuan.
Hingga kini, angka stunting di Indonesia pun masih tinggi. Pemerintah lantas melakukan segala upaya untuk menurunkan angka kasus stunting. Salah satunya adalah dengan memberikan pemahaman serta edukasi kepada orang tua melalui Buku KIA Khusus Bayi Kecil.
Di Kabupaten Kudus, hal tersebut dilaksanakan dalam kegiatan Supervisi Pelaksanaan Collecting Data Baseline Survey Buku KIA Khusus Bayi Kecil di RSUD Loekmono Hadi, Kamis (10/3). Dalam kesempatan ini, Ketua TP PKK Kabupaten Kudus, Mawar Hartopo, turut hadir untuk menyerahkan bantuan kepada ibu dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
Mawar menyampaikan bahwa kasus stunting di kabupaten Kudus masih stagnan. Hal itu berarti tidak ada penambahan maupun penurunan kasus.
Oleh karenanya, berbagai langkah pencegahan dilakukan oleh gerakan PKK melalui edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan diharapakan mendorong para ibu untuk mampu menyiapkan masa kehamilan dan kelahiran dengan memperhatikan asupan gizi.
“Stunting di Kudus stagnan tidak ada penurunan dan kenaikan. Maka kita fokus untuk pencegahan stunting, diantaranya memberi perhatian lebih kepada bayi lahir dengan berat dibawah rata-rata atau prematur,” ujarnya.
Dirinya juga memberi dorongan kepada ibu dengan bayi BBLR untuk telaten dalam merawat anak yang merupakan titipan dari tuhan. Mawar meyakini bahwa setiap anak adalah generasi penerus bangsa yang menjadi calon pemimpin di masa depan. Untuk itu, sebagai orang tua wajib mempersiapkan masa depan tersebut dengan menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak.
“Buku KIA (kesehatan ibu dan anak) Khusus yang akan ibu dapat mohon dibaca-baca. Rajin-rajin check up ke posyandu setiap minggu,” pesannya.
Sementara itu, Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus, Abdul Aziz Achyar, menyampaikan bahwa persoalan BBLR mendapat perhatian khusus supaya cepat tertangani. Pasalnya bayi dengan berat badan rendah apabila menginjak usia dua tahun dan kondisinya masih sama dapat menjadi stunting. Maka untuk itu, jika ada bayi BBLR diharapkan segera dirujuk ke RSUD untuk mendapat penanganan oleh dokter spesialis.
“Persoalan BBLR apabila tidak tertangani dengan baik, bisa menjadi stunting jika sampai dua tahun tubuh kecil dibawah standar. Harapannya penanganan dari puskesmas bisa dirujuk ke RSUD, karena kami ada tiga dokter spesialis anak,” jelasnya. (*).
Redaksi Mitrapost.com