Kudus, Mitrapost.com – Dalam tiga bulan terakhir terjadi tiga kasus kematian akibat virus dengue di Kudus. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kudus melakukan upaya preventif dengan melaksanakan tes cepat rapid demam berdarah dengue (DBD), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serentak, dan Penyebaran Abate. Dengan harapan dapat memotong tali penyebaran virus dengue.
Ririn Wardani Zuhruf selaku Staf Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kudus mengatakan mulai bulan Desember tahun 2021 di Kudus sudah mengalami kenaikan kasus DBD sebanyak 78 kasus. Dan kasus kematian akibat DBD sebanyak 3 kasus. Secara rinci 2 kematian terjadi di bulan Januari 2022, sedangkan 1 kematian di bulan Februari 2022.
“Kalau dari sistem ada 3 kasus kematian, Januari ada 2 dan Februari ada 1,” ungkapnya saat ditemui Mitrapost.com, Selasa (22/3/2022).
Meningkatnya kasus DBD di Kabupaten Kudus diakibatkan karena cuaca yang lembab dan kebersihan lingkungan yang masih kurang. Akibatnya jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti yang perkembangannya meningkat.
“Setelah dianalisa itu berhubungan dengan curah hujan yang sudah mulai tinggi,” tegas Ririn.
Penyebab kematian kasus DBD di Kabupaten Kudus juga diakibatkan karena masyarakat takut untuk periksa ke fasilitas kesehatan. Karena masyarakat dinilai takut jika nanti periksa ke rumah sakit didiagnosa Covid-19.
“Masyarakat tidak berani datang ke faskes takut dianggap Covid,” katanya.
Ada 3 kecamatan yang paling tinggi kasus DBD-nya, yaitu Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Jati, dan Kecamatan Kudus Kota.
“Kaliwungu ada 27 kasus, Jati ada 24 kasus, Kudus Kota ada 23 kasus DBD,” jelasnya.
Untuk tiga minggu terakhir kasus DBD sudah mengalami penurunan. Ke depannya masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan melakukan PSN rutin.
“Masyarakat harus meningkatkan lagi PSN-nya, harus lebih menjaga kebersihan lingkunganya,” pungkas Ririn. (*)