Kerennya Pengelolaan TPS Sarirejo, Tukang Sampah Dapat Tunjangan Hari Tua

Pati, Mitrapost.com – Sampah masih menjadi masalah lingkungan yang serius di Indonesia.  Tempat Pengolahan Sampah (TPS) tingkat desa/kelurahan menjadi salah satu solusi jitu untuk mengatasi permasalahan ini.

Mitrapost.com mengunjungi TPS Sarirejo Sehat, di Desa Sarirejo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah untuk mendalami eksistensi relawan sampah di sana.

TPS Sarirejo Sehat berdiri di atas tanah seluas 485 meter persegi. Terdiri dari bangunan kantor dan  gedung hanggar seluas 10×20 meter untuk memproses kompos.

Sampah yang tertampung di TPS kemudian dipilah oleh petugas. Ada yang dijual rosok dan diproses untuk dijadikan kompos. Sementara residunya dibuang di TPA pusat.

Cahadi salah seorang pengurus TPS setempat mengatakan, dibutuhkan manajemen yang matang agar TPS terus dapat beroperasi, bukan sekedar mengandalkan kuantitas relawan.

Ia menceritakan, TPS Sarirejo Sehat berdiri sejak tahun 2017. Dikelola secara swadaya, tidak terikat pemerintah daerah, kecamatan, maupun desa.

“TPS Kami berdiri tahun 2017. Ini program pemberian dari Kementerian Lingkungan Hidup Jakarta diberikan ke Pemda Pati. Oleh Pemkab saat itu ditentukanlah TPS di  Sarirejo,” kata Cahadi saat ditemui, Jumat (13/5/22).

TPS Sarirejo Sehat dikelola oleh 6 pengurus, 2 pengawas, dan 6 pekerja lapangan.  Hingga kini TPS mempunyai 900 anggota se-Desa Sarirejo.

Cahadi mengungkapkan , setiap anggota yang ingin memanfaatkan fasilitas TPS dipungut biaya Rp 10 ribu- Rp 15 ribu per bulan. Ada juga yang disubsidi silang, bagi warga kurang mampu sehingga tidak dipungut iuran.

“tujuan utama TPS bukan berbisnis melainkan misi sosial. Setiap anggota yang memanfaatkan sampah ditarik iuran. Yang tidak mampu ada yang gratis,” kata pria yang juga bekerja sebagai salah satu staf di Kantor Kecamatan Margorejo itu.

Uang iuran yang terkumpul, digunakan untuk membiayai operasional kendaraan angkut sampah, mesin pengolah sampah serta membayar gaji enam tukang sampah.

“Kami disini sudah punya Tossa (Kendaraan roda 3), 2 mesin cacah, 1 mesin pengayak kompos,  dan 1 Pickup. Perawatan bulanannya juga dibiayai dari sana,” lansir dia.

Cahadi mengaku, tak mudah mempertahankan pegawai atau tukang sampah. Awal TPS berdiri, pihaknya terus melakukan tambal sulam tenaga tukang sampah.

Hingga pada tahun 2020, para pengurus berinisiatif untuk merubah manajemen pegawai. Diantaranya, para pegawai digaji dengan upah UMR per bulan, bisa lebih tergantung penjualan rosok.

Tak hanya itu, para pekerja juga difasilitasi BPJS ketenagakerjaan untuk mengcover dampak  kecelakaan kerja hingga santunan kematian.

Para pekerja juga dicover dengan dana tabungan pensiun. Sehingga ketika purna dana tersebut bisa dimanfaatkan pekerja untuk jaminan hari tua.

Meskipun manajemen sudah tertata namun Cahadi mengaku TPS Sarirejo masih sering kekurangan anggaran untuk perawatan armada. Oleh karenanya, ia masih mengharapkan uluran tangan pemkab untuk menambah armada baru yang mesinnya lebih sehat.

Selama berdiri, TPS Sarirejo Sehat mendapatkan cukup banyak pencapaian. Diantaranya menjadi acuan penilaian lomba Adipura, hingga menjadi peserta lomba di forum tingkat dunia di Rawa Pening Ambarawa dalam rangka Peringatan Hari sampah dan Air sedunia mewakili Indonesia.

Selain itu, TPS ini Juga sering dijadikan objek penelitian bagi kalangan akademisi dan area  studi banding bagi para pelajar. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati