Mitrapost.com – Kondisi ekonomi belum pulih, tantangan berat datang menghampiri. Kenaikan inflasi terjadi di negara maju dan berkembang membuat awan gelap bagi Indonesia.
“Awan gelap ini muncul karena tingginya inflasi dan kebijakan negara maju,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Senin kemarin.
Bhima Yudhistira selaku Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengungkapkan tidak semua masyarakat dapat menghadapi kenaikan barang, pangan.
Pemerintah harus segera melakukan mitigasi inflasi agar tidak menimbulkan konflik luas.
“Inflasi adalah risiko yang paling nyata dan harus dimitigasi segera oleh pemerintah,” kata Bhima kepada detikcom, Rabu (25/5/2022).
Dalam hal ini, inflasi mempengaruhi omzet pelaku usaha bahkan meningkatkan keinaikan suku bunga.
Bhima mengatakan upah minimum harus naik di atas angka inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Karena kenaikan upah minimum 2022 yang hanya 1%, jelas tidak membantu pekerja dari gerusan inflasi,” tutur dia.
Ia juga meminta agar pemerintah menambah subsidi energi agar dapat menjaga harga kebutuhan pokok tidak naik.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah pemberian bantuan pangan atau tunai bagi masyarakat miskin.
Sementara itu, Tauhid Ahmad selaku Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) mengatakan bahwa jika aktivitas kembali normal setelah pandemic dan meningkatkan jumlah demand akan berdampak buruk bagi ekonomi.
“Permintaan domestik barang dan jasa meningkat, orang mulai bebas beraktivitas namun memang ketersediaan general komoditas relatif belum normal,” tutur dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Detik Finance dengan judul “Sri Mulyani Sebut Inflasi Jadi Ancaman Setelah Pandemi, Gaji Pekerja Harus Naik Nih!”
Redaksi Mitrapost.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"
Jangan lupa kunjungi media sosial kami
 |
 |
 |
 |
 |
Video Viral
Kamarkos |
Pojoke Pati |
