“Setelah dipelajari kita tarik ulur jauh. Indonesia kan peringkat empat penghasil kopi tertinggi di dunia, nomer satu Brazil, Vietnam, Kolombia, Indonesia. Maka negara lain ambil peran. Karena kebutuhan konsumsi tidak bisa dikurangi,” terang Muttaqin.
Dijelaskannya, harga kopi di Pati saat ini berada di kisaran Rp25 ribu untuk untuk kopi yang diolah biasa. Sementara untuk kopi specialty, bisa sampai Rp30-80 ribu per kilogramnya. Hal ini tentunya lebih tinggi dari petani lokal yang harga pokok penjualan (HPP) petaninya ada Rp20 ribu.
Sayang, imbuh Muttaqin, produktivitas kopi di Indonesia juga turun, lantaran diguyur hujan yang tinggi dalam dua tahun terakhir.
Turunnya produksi kopi ini, menurutnya juga berbahaya bagi kopi dalam negeri. Saat Indonesia tidak mampu mencukupi kebutuhannya, maka pemerintah akan membuka keran impor.
Diterangkannya, kopi impor dari negara lain jauh lebih murah dibandingkan kopi lokal.
“Misalkan kekurangan bahan baku sedangkan import bahan mereka Brazil yang cuma 5 ribu maka akan mematikan pasar lokal,” pungkasnya. (*)