Bandung, Mitrapost.com – Menjelang Iduladha 1443 Hijriyah, harga minyak goreng curah di kota Bandung kembali normal.
Hal ini dipastikan setelah Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung melakukan pemantauan rutin harga kebutuhan pokok di pasar dan ritel modern.
Berdasarkan hasil pantauan yang telah dilakukan, harga minyak goreng curah di kota Bandung mengalami penurunan, yaitu sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp15.500 per kilogram atau Rp14.500 per liter.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa pada Jumat (1/7/2022).
“Seperti di Pasar Kosambi harganya sudah sesuai HET. Kalau pun ada yang jual dengan harga tinggi, tapi kebanyakan sudah sesuai,” ujar Meiwan.
Sedangkan untuk harga bahan pokok lainnya, Meiwan menyebutkan, masih terjadi kenaikan yang cukup signifikan, terutama pada jenis cabai dan bawang merah. Seperti cabai rawit merah masih di angka Rp100.000 per kilogram.
Sedangkan cabai merah keriting sudah turun di harga Rp65.000 per kilogram. Namun, masih ada beberapa pedagang yang menjual Rp100.000 per kilogram.
“Untuk cabai merah tanjung juga sudah ada yang jual Rp65.000 per kilogram, tapi masih banyak yang menjual Rp95.000,” jelasnya.
Selain itu, penjualan bawang merah pun harganya masih beragam dari satu pasar dengan pasar lain. Meiwan mengatakan, range harga bawang merah per kilogram mulai dari Rp40.000-Rp60.000.
Sedangkan untuk telur ayam, berada di kisaran harga Rp27.000-Rp30.000 per kilogram.
“Kalau daging sapi sebenarnya masih sama dengan hari kemarin ya, di harga Rp130.000-Rp140.000 per kilogram. Sedangkan daging ayam masih di angka Rp38.000 – Rp40.000 per kilogram,” imbuhnya.
Menurut Meiwan, kenaikan harga bahan pokok masih diakibatkan karena faktor cuaca. Meski begitu, ia menjamin, stok kebutuhan bahan pokok akan tetap aman untuk Iduladha mendatang.
“Sebenarnya kalau Iduladha itu pembelian stok barang tidak seperti Idulfitri. Kemungkinan besar saat Iduladha itu kebutuhan lain yang mengalami peningkatan, seperti arang dan tusuk sate. Karena biasanya kan pada ‘nyate’ bareng ya,” katanya. (*)
Redaksi Mitrapost.com