China Alami Penurunan Populasi, Ini Penyebabnya

Mitrapost.com – China selama ini dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Wilayahnya juga cukup luas. Namun ternyata, China juga mengalami penurunan populasi sebagaimana yang terjadi pada negara Jepang.

Fakta tersebut diungkap dalam penelitian yang berjudul The Challenges of the Low Birth Rate in China yang diterbitkan oleh One Library. Menurut penilitian tersebut, tingkat kelahiran hidup warga China semakin menurun. Pada tahun 2021, penurunan tingkat kelahiran terjadi, di mana hanya ada 7,52 kelahiran per 1000 orang. Dari yang sebelumnya 8,52 per 1000 orang.

“Angka kelahiran di 2021 ini adalah yang paling rendah sejak 1949. Tingkat kelahiran di China terus mengalami penurunan sejak awal abad 21. Bahkan tingkat kesuburan negara itu disebut hanya 1,8,” hasil penelitian itu dilansir dari CNN Indonesia.

Baca Juga :   China dan Korea Berjumpa di Final Piala Asia Wanita 2022

Data juga menunjukkan bahwa hanya ada sekitar 11 juta bayi yang lahir di tahun 2021. Angka tersebut termasuk ke dalam penurunan yang cukup signifikan.

Karena pada tahun 2018, angka kelahiran di China mencapai 18 juta bayi, dan angka tersebut termasuk rendah untuk China.

Alasan yang menjadikan populasi menurun adalah sebagai berikut.

Pertama, adanya kebijakan pengendalian kelahiran. Pada tahun 1979, kebijakan pengendalian kelahiran sudah mulai diberlakukan. Namun pada 2016, aturan itu diubah dari yang sebelumnya hanya satu anak, menjadi boleh memiliki dua hingga tiga anak.

Kedua, angka pernikahan menurun. Masyarakat China menjadi semakin tidak tertarik untuk menikah. Penurunan angka pernikahan terjadi selama tujuh tahun berturut-turut. Tahun 2020 saja hanya ada 8,1 juta pasangan yang menikah. Penurunan besar-besaran dari 13,4 juta pernikahan juga terjadi pada 2013.

Baca Juga :   Taiwan Tak Boleh Gabung PBB oleh China

Ketiga, pasangan menikah memilih tidak punya anak atau hanya satu anak. Satu dari dua orang tua lebih memilih untuk memiliki hanya satu anak, meski pemerintah membolehkan memiliki banyak anak.

Tak sedikit wanita di China bahkan ada yang memilih tidak menjadi orang tua atau tidak ingin melahirkan anak.

Keempat, menunda pernikahan terlalu lama. Banyak pasangan yang memilih menunda pernikahan dengan alasan fisiologis, atau hanya ingin fokus untuk hidup bersama.

Kelima, angka perceraian tinggi. Kasus perceraian di China juga tinggi. Namun baru-baru ini angka tersebut sudah menurun. Namun angka pernikahan juga ikut terus merosot. (*)