Orderan Sepi, Pengemudi Ojol di Pati Sebut Beban Semakin Bertambah dengan Kenaikan Harga BBM

Pati, Mitrapost.com – Pengemudi Ojek Online (Ojol) di wilayah Kabupaten Pati menyebut, dari hari ke hari orderan mengalami penurunan dan cenderung sepi.

Kondisi tersebut, justru semakin dipersulit dengan dinaikkannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di seluruh wilayah Indonesia.

Eko, selaku Ketua Grabbike Online Pati Seduluran (Gopas) mengungkapkan, keseluruhan ojol di Pati mengeluhkan adanya kebijakan tersebut.

Pihaknya merasa, dengan kenaikan harga BBM tersebut, akan semakin mengurangi pendapatan keseharian para ojol dalam pemenuhan kebutuhan bagi keluarga.

“Yang jelas mas ini sangat berimbas sekali dengan kenaikan BBM itu, belum lagi orderan yang semakin sepi karena banyak ojol. beban kita semakin bertambah, pastinya penghasilan juga semakin berkurang mas,” katanya saat di konfirmasi oleh tim mitrapost.com.

Eko juga mengatakan, bahwa adanya wacana kenaikan tarif bagi pengguna jasa ojol yang justru belum diterapkan hingga kebijakan ditetapkan.

Ia menyebut, dengan kenaikan tarif tersebut, juga diiringi dengan kenaikan potongan yang dibebankan kepada pengemudi ojol.

Sehingga hal demikian justru belum bisa dikatakan sebagai solusi yang tepat bagi sebagian orang yang menggantungkan hidup dari penghasilan ojol tersebut.

“Sejauh ini justru belum ada solusi, yang katanya tarif dinaikkan ya juga belum. Beberapa hari ini masih tetap kok mas, kalau pun dinaikkan itu juga potongan naik. Jadi ya justru sama saja to,” Imbuhnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan Pengemudi lainnya bernama Robin. Ia yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojol merasa bingung.

Pasalnya, Ia harus terpaksa hingga keluar kota, seperti Kudus dan Jepara agar pendapatan dapat bertambah.

Ia menyebutkan, kalau hanya mengandalkan dari Pati saja, tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

“Pekerjaan saya sehari itu sebagai ojol ini mas. Pati kota cilik kok mas, dadine yo harus sampai Jepara bahkan Kudus untuk menambah penghasilan,” ungkapnya.

Robin juga mengatakan, selama ini penghasilan setiap harinya rata-rata hanya sekitar Rp100.000 saja.

Sedangkan penghasilan tersebut, harus digunakan untuk beli bensin dan mencukupi kebutuhan keluarganya yang terdiri dari istri dan dua anaknya.

“Saya ada dua anak, yang satu kuliah di Jakarta yang satu saya masukkan pondok pesantren. Terpaksa istri saya harus juga membantu bekerja untuk memenuhi kebutuhan kami,” pungkasnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati