Mitrapost.com – Proses penerimaan mahasiswa baru telah diubah oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Yang awalnya Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SBMTPN) terdapat tes mata pelajaran, kini proses tersebut digantikan oleh tes skolastik.
Penghapusan tes mata pelajaran menjadi tes skolastik menjadi salah satu perubahan masif yang terjadi.
Penjelasan tes skolastik
Tes skolastik sendiri akan mengacu pada ujian terkait dengan kemampuan bernalar, pemecahan masalah, hingga potensi kognitif seorang calon mahasiswa. Selain itu juga akan dimunculkan tes literasi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, namun bukan dalam konteks gramatika.
Setiap tes yang masuk dalam tes skolastik ini berusaha memetakan kemampuan calon mahasiswa secara mendasar dalam menggunakan nalar berpikir guna memecahkan masalah. Jadi, tidak ada lagi problem menghafal materi pelajaran tertentu untuk dapat menyelesaikan tes SBMPTN.
Secara mendasar kemampuan skolastik setiap calon mahasiswa dapat diasumsikan setara, sehingga persaingan yang terjadi tidak kemudian melibatkan faktor eksternal seperti dukungan bimbel atau sejenisnya. Hal ini, dirasa dapat menjadi penerapan keadilan dalam seleksi tersebut.
Perbedaan tes skolastik dan tes mata pelajaran
Tes skolastik sendiri memiliki perbedaan yang masih jika dibandingkan dengan tes mata pelajaran. Jika tes mata pelajaran berfokus pada hafalan materi masing-masing mata pelajaran, maka tes skolastik akan fokus pada kemampuan dasar dari seorang calon mahasiswa.
Dengan begini, pemerataan dan kesetaraan bisa diperjuangkan. Pasalnya ketika tes difokuskan pada mata pelajaran, siswa yang memiliki kemampuan mengikuti bimbingan belajar mendapatkan keuntungan lebih besar dalam seleksi masuk PTN, karena persiapan yang dilakukan lebih terarah.
Berupaya mewujudkan calon mahasiswa yang dapat berpikir kritis, menemukan pemecahan masalah, serta tidak sekedar penghafal saja, tes ini dinilai menjadi salah satu tes yang paling tepat untuk melakukan proses seleksi.
Aturan Baru yang Diterapkan dalam 3 Jenis Penerimaan Mahasiswa
Dalam modul yang diberikan oleh menteri tersebut, setidaknya ada 3 aturan baru dalam penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi negeri.
Seleksi nasional berdasarkan prestasi, yang melakukan pemeringakatan berdasarkan:
- Minimal 50 persen rata-rata rapor seluruh mata pelajaran
- Maksimal 50 persen komponen penggali minat dan bakat (nilai rapor maksimal 2 mata pelajaran pendukung program studi, dan/atau prestasi, dan/atau portofolio untuk program studi seni dan olahraga)
Seleksi nasional berdasarkan tes, digunakan tes skolastik yakni tes tanpa mata pelajaran yang akan mengukur:
- Potensi kognitif
- Penalaran matematika
- Literasi dalam Bahasa Indonesia
- Literasi dalam Bahasa Inggris
Seleksi secara mandiri oleh PTN, terkait transparansi dan akuntabilitas akan dijabarkan lebih lanjut, dan masyarakat diharapkan untuk ikut mengawasi proses pelaksanaan seleksi mandiri oleh PTN ini. (*)
Artikel ini telah tayang di suara.com dengan judul “Apa Itu Tes Skolastik? Ini Pengganti Tes Mata Pelajaran dalam SBMPTN 2023.”
Redaksi Mitrapost.com