Pati, Mitrapost.com – Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati memiliki masyarakat dengan berbagai ragam ide usaha yang kreatif, salah satunya adalah batik. Tak terkecuali Tamziz Al Anas salah seorang pemilik merek batik yang bernama Yuliati Warno Batik.
Ia mulai bercerita perihal awal mulai ide dan sejarah bisnis yang sudah dari tahun 2007 silam.
Yuliati Warno diambil dari nama istrinya. Ia dan istrinya mengaku sudah memiliki niat merintis usaha batik sejak masih duduk di bangku kuliah.
“Kebetulan asal keluarga istri dari Desa Bakaran yang punya khas batik dan cukup terkenal. Waktu itu kebetulan saya ditunjuk oleh Disperindag untuk mempromosikan Batik Bakaran pada khalayak umum, jadi dari sana merek dagang dan usaha ini mulai dirintis,”ungkapnya kepada Mitrapost.com, Senin (19/9/2022).
Diketahui, Batik Yuliati Warno mengembangkan usahanya dengan mengadakan workshop sebagai upaya mengedukasi masyarakat dalam mengenal batik. Pihaknya juga membangun kerja sama dengan lembaga pendidikan, lembaga kementerian, lembaga sertifikasi untuk menyelenggarakan pelatihan pembuatan batik.
“Terus kita kerja sama dengan pondok pesantren untuk motivasi kerja dari mulai anak PAUD, TK, SD sampai SMA untuk membuat praktik pembuatan batik,” ucap dia.
Menurutnya Batik Bakaran sudah turun-temurun dari generasi ke generasi dan mempunyai karakteristik sendiri.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa masyarakat lokal sendiri sangat antusias, dulu sebelum terkenal lakunya hanya di luar tetapi seiring berjalannya waktu batiknya sudah terkenal hingga ke luar Kabupaten Pati.
“Melihat kita masih muda dan bukan orang Bakaran aja bisa sukses dengan Batik Bakaran-nya, walaupun kita branding dengan Batik Pati itu menjadi motivasi,” tuturnya.
“Untuk meneruskan generasi batik ke pemuda, kita harus bisa mendongkrak pasar terlebih dahulu, artinya berapa banyak kontinitas yang dibutuhkan sudah masuk ke pasar dan itu yang membuat orang menarik,” imbuhnya.
Ia menyampaikan bahwa saat ini eksistensi batik bergantung pada cara pemasarannya. (*)