“Terus kita kerja sama dengan pondok pesantren untuk motivasi kerja dari mulai anak PAUD, TK, SD sampai SMA untuk membuat praktik pembuatan batik,” ucap dia.
Menurutnya Batik Bakaran sudah turun-temurun dari generasi ke generasi dan mempunyai karakteristik sendiri.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa masyarakat lokal sendiri sangat antusias, dulu sebelum terkenal lakunya hanya di luar tetapi seiring berjalannya waktu batiknya sudah terkenal hingga ke luar Kabupaten Pati.
“Melihat kita masih muda dan bukan orang Bakaran aja bisa sukses dengan Batik Bakaran-nya, walaupun kita branding dengan Batik Pati itu menjadi motivasi,” tuturnya.
“Untuk meneruskan generasi batik ke pemuda, kita harus bisa mendongkrak pasar terlebih dahulu, artinya berapa banyak kontinitas yang dibutuhkan sudah masuk ke pasar dan itu yang membuat orang menarik,” imbuhnya.
Ia menyampaikan bahwa saat ini eksistensi batik bergantung pada cara pemasarannya. (*)