Pati, Mitrapost.com – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya menyebut intensitas hujan di musim hujan tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021.
Berdasarkan kalender cuaca, pekan ini Kabupaten Pati sudah memasuki musim penghujan. Oleh karenanya masyarakat diminta lebih waspada dan melakukan mitigasi bencana lebih awal.
“Tahun ini lebih tinggi curah hujannya. Dan lebih maju. Bahkan tahun ini kemarau basah, tidak ada kemarau sama sekali. Serapan tanah sangat kecil,” ujar Martinus saat ditemui di kantornya kemarin, pada Kamis (13/10).
Meski demikian, kabupaten-kabupaten di wilayah eks- Karesidenan Pati berpotensi mengalami curah hujan lebih rendah dibanding eks-Karesidenan Kedu dan Banyumas.
“Kabar BMKG kita memang tidak separah Cilacap dan Kebumen. Tapi kita harus tetap waspada. Perkembangan info BMKG harus kita teruskan ke kelompok relawan,” kata Martinus.
Dijelaskannya, curah hujan tinggi tahun ini disebabkan berbagai anomali cuaca. Terutama fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan La Nina.
MJO adalah goyangan atau getaran interaksi antara atmosfer dan laut, yang penjalarannya bergerak dari barat ke timur.
Sementara La Nina terjadi akibat adanya interaksi antara permukaan laut dengan atmosfer yang ada di Pasifik tropis. Kedua fenomena di atas mendorong pembentukan awan hujan.
Melihat prediksi bencana alam akibat cuaca ekstrim, sejumlah mitigasi bencana telah ditetapkan BPBD sejak Bulan September kemarin.
Diantaranya menyiapkan seluruh relawan yang tergabung dalam Masyarakat tangguh bencana (Mastana). Termasuk inventarisasi tanggul kritis yang berpotensi jebol saat diguyur hujan.
“Kita juga menghimbau kepada masyarakat untuk waspada dan melakukan kegiatan yang perlu mengurangi resiko bencana seperti membersihkan saluran air, kita terus edukasi masyarakat,” tandas Martinus. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati