Pati, Mitrapost.com – Jebloknya harga tembakau di Kabupaten Pati pada saat ini, menyita perhatian M. Nur Sukarno, anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati.
Sukarno menjelaskan, bahwa komoditas tembakau di Kabupaten Pati belumlah begitu besar, maka dari itu harganya belum stabil.
Ketidakstabilan harga tersebut bukan lantas menjadikan para petani beralih ke komoditas bawang merah. Lantaran hal tersebut bukanlah sebuah solusi.
Pasalnya, menurut Sukarno bawang merah juga perlu perhatian ekstra. Yang mana tiap sore hari harus disirami dengan air.
“Komoditas tembakau di Kabupaten Pati luasannya masih sedikit sehingga belum begitu terdengar gaungnya. Untuk beralih ke komoditas bawang merah yang di rekomendasi dari dinas Pertanian menurutku tidak cocok,” ucap Sukarno.
Ia lantas menjelaskan bahwa di Kabupaten Pati ini curah hujan cukup tinggi, sedangkan tembakau tidak bisa ditanam di daerah yang terlalu banyak air, jika terlalu banyak air akan menyebabkan tembakau mudah busuk lalu mati.
Dirinya menyarankan, supaya tanaman tembakau ditanam di lahan pertanian yang tadah hujan saja, karena disana pengairannya hanya mengandalkan hujan dan tidak terlalu banyak air.
Dengan asumsi seperti itu, dirinya melihat untuk presentasi risiko kegagalan petani tembakau di Kabupaten Pati ini sangatlah minim atau lebih kecil.
“Tembakau cocok untuk di tanam di daerah tadah hujan. Musim kemarau saat ini relatif masih tinggi curah hujannya sehingga tanaman tembakau menjadi layu terus mati,” jelasnya.
“Kondisi tanaman tembakau di Pati saat ini termasuk gagal diakibatkan curah hujan masih tinggi sehingga yang bisa dipanen hanya sekitar sepertiganya dari luasan,” sambung politisi dari Golkar itu. (Adv)