Mitrapost.com – Susilo Bambang Yushoyono (SBY) pernah mengungkapkan bahwa calon presiden tidak harus disiapkan oleh pihak-pihak tertentu.
Hal ini pun mendapatkan tanggapan dari politikus senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno.
“Pemimpin lahir dari proses yang panjang dan merupakan hasil interaksi banyak faktor. Jadi ada rangkaian kausalitas berlapis dan kumulatif,” kata Hendrawan.
Anggota Komisi VI DPR menyebut pemimpin dapat dicalonkan lantaran beberapa aspek mulai dari keahlian, momentum, hingga keberuntungan. Namun ia menekankan sosok pemimpin ahruslah mempunyai jiwa pengetahuan yang luas.
“Sebagian faktor bisa dipersiapkan, sebagian lahir karena momentum, sebagian hasil respons yang tepat terhadap masalah penting, sebagian juga karena keberuntungan. Jadi pemimpin ditempa oleh pengetahuan, pengalaman, kesempatan, konsistensi sikap, reputasi dalam interaksi sosial dan sebagainya. Tak bisa direduksi dalam formula yang simplistik,” kata dia.
Ia lantas menyinggung soal AHY yang disiapkan untuk menjadi calon presiden. Ia menyinggung SBY tidak merefleksi diri sendiri.
“Pernyataan Pak SBY lebih sebagai sebuah refleksi dan berbagi pengalaman, ketimbang sebagai sindiran atau ekspresi kekesalan. Toh Pak SBY juga proaktif mempersiapkan AHY untuk menduduki pos-pos strategis masa depan,” ujarnya.
Sebelumnya, SBY berbicara terkait dengan calon presiden yang tidak harus disiapkan oleh pihak terkait.
“Saya tidak percaya pemimpin itu harus dipersiapkan secara khusus oleh pihak-pihak tertentu. Secara demokrasi itu akan meredam mereka yang ingin menjadi pemimpin,” kata SBY seperti dalam rekaman video yang dibagikan oleh Wasekjen Partai Demokrat Renanda Bachtar, Jumat (13/1).
“Willing to compete, meningkatkan kapabilitas, meningkatkan elektabilitas, dan yang penting negara memberi ruang yang sama, ruang yang adil, tidak boleh negara masuk terlalu jauh sehingga mengganggu fairness, keadilan bagi siapa pun yang hendak mencalonkan sesuatu,” ucap SBY.
“Pemilih ini memiliki hak, yang berdaulat rakyat, KPU itu penyelenggara, jadi yang punya gawe, yang punya hajat ini rakyat Indonesia, mereka ada memiliki 2 hak, hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Negara kita harus memberikan kesempatan siapa pun yang ingin menggunakan haknya untuk dipilih dan menggunakan haknya untuk memilih,” tutur dia. (*)
Redaksi Mitrapost.com