Mitrapost.com – Perayaan Hari Raya Imlek yang jatuh setiap tanggal 22 Januari selalu ditandai dan identik dengan turunnya hujan.
Hari rayanya orang Tionghoa tersebut memang selalu disertai hujan, terdapat beberapa pertanda yang dipercayai oleh masyarakat pribumi. Mulai dari ekonomi hingga kesejahteraan.
Sementara itu, prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengatakan sebagian wilayah di Indonesia berpotensi hujan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan hujan dengan intensitas lebat dapat terjadi pada siang hingga sore hari.
“Potensi hujan masih harus diwaspadai dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dalam durasi singkat,” kata Guswanto dalam keterangannya, dikutip dari Detik News, pada Kamis (19/1/2023).
Secara umum, Guswanto menjelaskan periode puncak musim hujan di wilayah Jabodetabek memang terjadi pada Januari hingga Februari.
Hal ini pun bukan tanpa dasar yang berarti, faktor dinamika atmosfer memicu potensi peningkatan hujan.
“Faktor-faktor tersebut dipicu aktifnya Gelombang Kelvin di sekitar wilayah Indonesia selatan ekuator, MJO (Madden Jullian Oscillation) yang diprediksikan mulai aktif kembali di sekitar Samudera Hindia barat Sumatera dalam periode akhir Januari, kemudian adanya pola-pola konvergensi (perlambatan angin) di Jawa bagian barat yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan di sekitarnya,” tutur dia. (*)
Redaksi Mitrapost.com