Semarang, Mitrapost.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mengungkapkan bahwa kasus stunting menurun. Dalam hal ini, kerja sama antar pemangku kepentingan diperlukan untuk menyukseskan program penangann penurunan stunting di Semarang.
Bupati H Ngesti Nugraha mengajak para pengusaha berpartisipasi mendukung perbaikan gizi balita maupun ibu hamil.
“Pemkab terus berupaya menurunkan angka stunting. Perlu percepatan agar tercapai zero kasus. Disinilah peran penting corporate social reaponsibility atau CSR perusahaan yang ada,” kata Bupati saat membuka acara rembug stunting di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran, Selasa (21/2/2023) pagi.
Dalam hal ini, Bupati menjelaskan bahwa angka stunting pada tahun 2022, turun dari 3.900-an kasus menjadi sekitar 3.284 atau berkurang sekitar 600-an kasus.
Dia mencontohkan penanganan stunting di Desa Kebonagung Sumowono yang sangat efektif. Hal itu tercapai karena kerja sama yang erat diantara pemangku kepentingan terkait.
Berdasarkan data di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), jumlah balita tengkes pada tahun 2021 tercatat 3.930 anak atau 5,49 persen dari total jumlah balita 71.545 anak. Setahun kemudian, angka kasus berubah menjadi 3.284 atau 4,61 persen dari total 71.291 anak balita.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Dwi Syaiful Noor Hidayat yang juga hadir pada acara itu menjelaskan telah diberikan tablet tambah darah untuk 42.940 sasaran.
“Jumlah itu telah tercapai seratus persen,” ujarnya.
Selain itu juga diberikan makanan tambahan untuk ibu hamil yang kurang energi kronik dan bayi kurang gizi. Kampanye pencegahan stunting juga gencar dilakukan di 19 kecamatan.
Redaksi Mitrapost.com






