Mitrapost.com – Mahfud MD mengkhawatirkan dampak dari kecanggihan teknologi Artificial Intelligence (AI) bagi kelangsungan Pemilu mendatang. Hal itu karena teknologi AI seperti ChatGPT memungkinkan produksi berita palsu.
Oleh karena itu, pemerintah pun menyiapkan langkah untuk mencegah penyebaran berita hoaks.
“Pastilah. Sudah disiapkan [untuk AI]. Udah pasti semua [hoaks] banyak dari situ. Kami menyiapkan segalanya,” ujarnya dilansir dari CNBC Indonesia.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih cerdas dalam mencari dan menerima informasi.
“Berhati-hati dan menggunakan logika. Khususnya Pemilu yang beredar baik media massa nasional maupun ruang digital,” kata Mahfud.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung mengenai digital dictatorship atau kondisi dimana segalanya dikendalikan oleh digital.
Ia menilai jika kebebasan berpendapat dan kemajuan teknologi dan internet bisa saja dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk melakukan hal negatif termasuk propaganda.
“Di era digital, penggunaan propaganda akan membahayakan keamanan nasional melalui media sosial dan platform digital lainnya menjadi ancaman terhadap kedaulatan negara,” jelasnya.
Di lain sisi, literasi digital masyarakat Indonesia dinilai masih rendah. Institute Management Development atau IMD melaporkan jika Indonesia berada pada peringkat 51 dari 63 negara.
Literasi digital sendiri tak hanya berarti menggunakan saja. Melainkan juga memahami cara menggunakan ruang digital tersebut.
“Meskipun pengguna internetnya banyak, tetapi tidak literasi dengan digital,” ungkapnya. (*) |
Redaksi Mitrapost.com