Mitrapost.com – Cita-cita Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 disebut memerlukan aksi nyata dan membutuhkan peta jalan untuk transisi di sektor energi.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury. Ia menilai transisi sektor energi penting, mengingat sektor tersebut menjadi salah satu penyumbang emisi sekitar 22 persen dari keseluruhan emisi gas rumah kaca Indonesia.
“Bukan cuma komitmen, tapi (butuh) realisasi menjadi inisiatif yang kami harapkan terlaksana. Tujuan itu membatasi kenaikan suhu membutuhkan upaya luar biasa,” paparnya.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung target pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen per tahun hingga tahun 2045. Menurutnya, terget itu juga perlu dukungan dari sektor energi.
Indonesia, jelasnya, memerlukan kepastian di sektor energi. Namun di lain sisi, Indonesia juga diharapkan bisa mengurangi emisi hingga 32 persen.
“Kalau ingin tumbuh dalam 10 tahun mendatang, Indonesia butuh kepastian lebih dari 2 kali lipat di sektor listrik, butuh kapasitas energi yang lebih besar, di sisi lain emisi diharapkan turun sampai 32%,” paparnya.
Dengan penurunan tersebut, maka Indonesia diharapkan bisa turut andil berperan dalam green economy dunia. Indonesia sendiri merupakan salah satu pangsa pasar global terbesar yang memfasilitasi transaksi 150 juta CO2.
Oleh karena itu, pihaknya optimis Indonesia bisa berkontribusi pada pasar karbon.
“Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar global terbesar yang memfasilitasi transaksi hingga 150 juta CO2, kita punya kapasitas itu di 2030,” jelasnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com