Mitrapost.com – Setiap manusia pasti mengingankan sikap terpuji, sehingga disenangi oleh orang-orang disekitarnya. Rasulullah SAW pernah menyebutkan bahwa manusia yang terbaik di antara manusia yang lainnya adalah mereka yang baik akhlaknya.
Berdasarkan hadist sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash, “Rasulullah SAW bukan lah orang yang bertutur kata/bersikap keji dan juga tidak membiasakan dirinya untuk bertutur kata/bersikap keji. Dahulu beliau sering bersabda, ‘Sejatinya orang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.'”
Berdasarkan hadist Abu Dawud, Rasulullah SAW juga bersabda, “Orang-orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
Seseorang dengan akhlak yang terpuji akan senantiasa dicintai oleh Allah SWT dan yang paling dekat dengan Rasulullah saat di hari kiamat nantinya. Hal ini tercantum dalam hadist riwayat Ibu Hibban, dimana Rasulullah SAW bertanya, “Maukah aku beritahukan kepada kalian apa yang paling dicintai Allah dan paling dekat denganku tempatnya kelak pada hari kiamat?”, kemudian, para sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah,” Rasulullah bersabda, “Orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”
Untuk mengembangkan akhlak terpuji, umat muslim dianjurkan untuk meneladani Rasulullah SAW. Sesuai firman Allah SWT dalam surat Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā
Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”
Selain itu, dianjurkan pula untuk bergaul dengan orang-orang bertakwa dan para ulama yang berakhlak mulia. Dalam surat Al Kahfi ayat 28, Allah SWT berfirman;
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا
Waṣbir nafsaka ma’allażīna yad’ụna rabbahum bil-gadāti wal-‘asyiyyi yurīdụna waj-hahụ wa lā ta’du ‘aināka ‘an-hum, turīdu zīnatal-ḥayātid-dun-yā, wa lā tuṭi’ man agfalnā qalbahụ ‘an żikrinā wattaba’a hawāhu wa kāna amruhụ furuṭā
Artinya: “Bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas.”
Demikian ciri manusia terbaik menurut Rasulullah SAW dan bagaimana mengembangkan akhlak terpuji. (*)
Redaksi Mitrapost.com