Mitrapost.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan penyebab tingginya angka kekerasan di lingkungan pendidikan.
KPAI menilai hal itu terjadi lantaran adanya learning loss saat pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Selain itu, game online dan media sosial juga memberi pengaruh kepada mereka. Terlebih jika tayangan yang ditonton tak ramah anak.
“Sehingga karakter, akhlak, serta budi pekerti anak menjadi lemah,” kata Komosiner KPAI, Diyah Puspitarini, dilansir dari Kompas.
Lebih lanjut, ia menilai penyebab lainnya adalah adanya penyimpangan relasi kuasa antara pendidik dengan peserta didik ataupun antara sesama peserta didik.
“Merasa menjadi kakak kelas, merasa lebih kuat, sehingga mendorong melakukan kekerasan kepada yang adik kelas atau yang lebih lemah,” ujarnya.
Menurutnya, penyelenggaraan struktur kurikulum dan metode pembelajaran yang hanya terfokus pada kognitif menyebabkan kurangnya perhatian pada pendidikan karakter.