Fakta-fakta Seputar Kapal Nabi Nuh yang Dinaiki oleh Hewan dan Orang-orang Beriman

Mitrapost.com – Nabi Nuh AS merupakan salah satu nabi yang termasuk dalam Ulul Azmi. Beliau diperintah mengingatkan kaumnya (Bani Rasib) untuk menyebah Allah SWT, dimana saat itu banyak dari mereka yang menganut paganisme atau penyembah berhala.

Selama masa kenabiannya, Nabi Nuh hanya memperoleh kurang lebih 70 orang pengikut beserta delapan anggota keluarganya.

Kebanyakan Bani Rasib pada akhirnya tidak mau menyembah Allah SWT, dan memperlakukan Nabi Nuh dengan kasar. Saat nabi diutus membuat sebuah kapal, mereka malah mengolok-oloknya. Maka, Allah pun menjatuhkan azab berupa banjir bandang yang sangat besar, sehingga Nabi Nuh dan para pengikutnya saja yang selamat karena menuruti perintah Allah.

Kapal besar tersebut tak hanya dinaiki oleh Nabi Nuh beserta keluarga dan para pengikutnya saja, namun juga hewan-hewan lainnya. Dilansir dari DetikHikmah, berikut fakta tentang kapal Nabi Nuh AS;

Dibuat atas perintah Allah SWT

Dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 36-39,

وَاُوْحِيَ اِلٰى نُوْحٍ اَنَّهٗ لَنْ يُّؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ اِلَّا مَنْ قَدْ اٰمَنَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَۖ ٣٦ وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ ٣٧ وَيَصْنَعُ الْفُلْكَۗ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَاٌ مِّنْ قَوْمِهٖ سَخِرُوْا مِنْهُ ۗقَالَ اِنْ تَسْخَرُوْا مِنَّا فَاِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُوْنَۗ ٣٨ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيْمٌ ٣٩

Wa ụḥiya ilā nụḥin annahụ lay yu`mina ming qaumika illā mang qad āmana fa lā tabta`is bimā kānụ yaf’alụn. Waṣna’il-fulka bi`a’yuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fillażīna ẓalamụ, innahum mugraqụn. Wa yaṣna’ul-fulk, wa kullamā marra ‘alaihi mala`um ming qaumihī sakhirụ min-h, qāla in taskharụ minnā fa innā naskharu mingkum kamā taskharụn. Fa saufa ta’lamụna may ya`tīhi ‘ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu ‘alaihi ‘ażābum muqīm.

Artinya: “Diwahyukan (oleh Allah) kepada Nuh, ‘(Ketahuilah) bahwa tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar telah beriman. Maka, janganlah engkau bersedih atas apa yang selalu mereka perbuat. Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan (lagi) dengan-Ku tentang (nasib) orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.’

“Mulailah dia (Nuh) membuat bahtera itu. Setiap kali para pemuka kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu mengejek kami, sesungguhnya kami pun akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami). Maka, kelak kamu mengetahui siapa (di antara kita) yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa pula) yang akan ditimpa azab yang kekal.”

Saat Nabi Nuh tengah bersedih hati karena banyak umatnya sama sekali tidak mau menyembah Allah, maka datanglah perintah untuk membuat bahtera besar dari Allah SWT. Nabi Nuh kemudian membuat perahu tersebut meski banyak dari kaumnya yang mengejek saat berjalan melewatinya. Hingga, azab diberikan kepada mereka berupa banjir besar.

Terbuat dari papan kayu dan pasak

Dalam Al-Qur’an surat Al Qamar ayat 13-14, disebutkan bahan yang digunakan nabi Nuh untuk membuat perahu, yakni papan dan pasak.

وَحَمَلْنٰهُ عَلٰى ذَاتِ اَلْوَاحٍ وَّدُسُرٍۙ. تَجْرِيْ بِاَعْيُنِنَاۚ جَزَاۤءً لِّمَنْ كَانَ كُفِرَ

Wa ḥamalnāhu ‘alā żāti alwāḥiw wa dusur. Tajrī bi`a’yuninā, jazā`al limang kāna kufir

Artinya: “Kami mengangkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak yang berlayar dengan pengawasan Kami sebagai balasan (kebaikan) bagi orang yang telah diingkari (kaumnya).”

Abdullah bin Abbas, salah seorang sahabat Nabi Muhammad menulis bahwa saat Nabi Nuh merasa ragu-ragu pada bentuk bahtera yang akan dibuatnya, Allah mewahyukan kepadanya bahwa perahu tersebut akan berbentuk seperti perut burung dan terbuat dari kayu jati.

Dilansir dari DetikHikmah yang menukil buku Bahtera Sebelum Nabi Nuh Kisah Menakjubkan tentang Misteri Bencana Banjir di Zaman Kuno oleh Dr. Irving Finkel, bahtera Nuh memiliki pintu yang terletak di tengah dan mempunyai daun pintu yang mengunci rapat dari atas. Di setiap ruas kayu dilumuri dengan tir yang berfungsi menahan air agar tidak bisa masuk.

Berisi binatang dan orang-orang beriman

Allah berfirman dalam Al Mu’minun ayat 27,

فَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِ اَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا فَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ فَاسْلُكْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ مِنْهُمْۚ وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۚ اِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ

Fa auḥainā ilaihi aniṣna’il-fulka bi`a’yuninā wa waḥyinā fa iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru fasluk fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa ‘alaihil-qaulu min-hum, wa lā tukhāṭibnī fillażīna ẓalamụ, innahum mugraqụn

Artinya: “Kami wahyukan kepadanya, “Buatlah kapal dengan pengawasan dan petunjuk Kami. Apabila perintah Kami telah datang dan tungku (dapur) telah memancarkan air, masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis (binatang), juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

Perahu tersebut memiliki 3 lantai. Lantai dasar untuk binatang buas dan merayap, lantai kedua untuk manusia, dan lantai ketiga untuk unggas dan burung-burung.

Saat Allah SWT menurunkan azab berupa banjir besar yang melanda Bani Rasib yang ingkar, hanya orang-orang di kapal Nabi Nuh yang selamat.

Berlabuh di Gunung Judiy

Pada surat Hud ayat 44, Allah berfirman,

وَقِيْلَ يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيٰسَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

Wa qīla yā arḍubla’ī mā`aki wa yā samā`u aqli’ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat ‘alal-jụdiyyi wa qīla bu’dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: “Difirmankan (oleh Allah), ‘Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit, berhentilah (mencurahkan hujan).’ Air pun disurutkan dan urusan (pembinasaan para pendurhaka) pun diselesaikan dan (kapal itu pun) berlabuh di atas Gunung Judiy dan dikatakan, ‘Kebinasaanlah bagi kaum yang zalim’.”

Menurut sejumlah penelitian, kapal Nabi Nuh diperkirakan dibuat sekitar tahun 3465 SM di sebuah tempat bernama Shuruppak, yakni sebuah kawasan yang terletak di selatan Irak.

Gunung Judiy diperkirakan terletak di Armenia, sebelah selatan dan berbatasan dengan Mesopotamia. Bukit tersebut ada di tepi timur Sungai Tigris di provinsi Mosul, Irak, yang sekarang menjadi perbatasan Suria (Syria) dan Turki. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati