Mitrapost.com – Pernahkah Anda mengalami kondisi dimana suatu aktivitas membuat Anda lupa waktu? Kondisi flow state merupakan kondisi dimana seseorang sedang memberikan seluruh perhatiannya, namun tidak membuat orang tersebut merasa terbebani.
Ada berbagai aktivitas yang memicu flow state, tergantung apa yang menyenangkan bagi mereka, diantaranya adalah olahraga, games, membaca, hobi kreatif (seperti memainkan alat musik atau menggambar), membuat kerajinan tangan dan membuat sesuatu atau memecahkan teka-teki.
Apakah sama dengan hiperfokus?
Istilah ini mengacu pada perhatian yang intens. Meski terlihat sama, sebenarnya kedua kondisi tersebut sebenarnya jauh berbeda. Jika flow state merupakan keadaan menguntungkan, hiperfokus kebalikannya. Seseorang (hiperfokus) mungkin menjadi terlalu asyik dengan tugasnya, sehingga mereka kesulitan untuk fokus pada hal lain. Kondisi ini tidak menimbulkan perasaan menyenangkan.
Sementara itu, seseorang yang memasuki keadaan flow state adalah mereka yang bisa memaknai dan menikmati setiap tugas, selama tugas tersebut menantang atau cukup bermakna.
Apa yang terjadi di otak saat dalam kondisi flow state?
Selama keadaan mengalir, beberapa perubahan terjadi di otak. Penelitian telah menunjukkan bahwa sistem penghargaan dopamin memainkan peran penting.
Dopamin merupakan neurotransmitter yang mendukung perasaan motivasi, kesenangan, dan penghargaan. Orang yang berada dalam kondisi flow memiliki tingkat dopamin yang lebih tinggi, ini menjelaskan mengapa mereka tidak menyadari bahwa mereka lapar atau lelah.
Tinjauan tahun 2021 berpendapat bahwa sistem locus coeruleus-norepinefrin (LC-NE) otak juga terlibat dalam flow state. Sistem otak ini membantu mengatur pengambilan keputusan dan keterlibatan dengan tugas. Selama memasuki kondisi ini, seseorang mungkin memiliki tingkat keterlibatan yang lebih tinggi dalam tugas dibandingkan dengan kondisi lainnya.
Dilansir dari Medical News Today, para peneliti telah mengajukan dua teori utama tentang flow state.
Pertama adalah hipotesis hipofrontalitas sementara. Dalam teori ini, fungsi eksekutif menurun untuk sementara. Fungsi eksekutif adalah kumpulan keterampilan kognitif yang memungkinkan untuk berpikir kritis, membuat rencana, fokus, mengingat perintah, dan mengerjakan beberapa hal sekaligus. Penurunan ini akan menghalangi seseorang untuk secara aktif memikirkan dirinya sendiri, sehingga memungkinkannya untuk membenamkan dirinya sepenuhnya dalam tugas.
Studi MRI fungsional (fMRI) menunjukkan bahwa terdapat aktivitas yang lebih rendah di korteks prefrontal, area yang terlibat dalam fungsi eksekutif selama flow state.
Teori kedua adalah sinkronisasi aliran, dimana wilayah otak berkomunikasi lebih baik selama mode flow state. Seseorang lebih mampu mengendalikan dan mengoordinasikan aktivitasnya, menunjukkan fungsi eksekutif yang lebih tinggi. (*)
Redaksi Mitrapost.com