Mitrapost.com – Mata merupakan salah satu indra yang berfungsi untuk melihat keadaan sekitar kita. Indra tersebut merupakan suatu anugrah luar biasa dari Tuhan yang perlu dijaga kesehatannya.
Dilansir dari Everyday Health, penglihatan normal bergantung pada proses yang kompleks. Cahaya memasuki mata melalui kornea, kemudian melewati pupil dan iris yang mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke mata.
Cahaya kemudian melewati lensa yang bekerja sama dengan kornea untuk memfokuskannya pada retina, yakni lapisan jaringan di bagian belakang mata yang terdiri dari sel-sel yang disebut fotoreseptor. Sel tersebut mengubah cahaya menjadi sinyal listrik, kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik dan mengubahnya menjadi gambar yang bisa dilihat.
Proses yang berkaitan tersebut menyebabkan gangguan mata jika salah satu bagian rusak. Kerusakan tersebut bisa terjadi karena penyakit atau cedera, parahnya bisa mengakibatkan kebutaan.
Kebutaan umumnya didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melihat atau kurangnya penglihatan. Ini dapat memengaruhi satu atau kedua mata, meski tidak mengalami kegelapan total. Beberapa orang mengalami kebutaan yang parah sehingga mereka tidak dapat mendeteksi cahaya.
Beberapa penyakit berikut merupakan penyebab umum kebutaan. Meski demikian, ada beberapa pengobatan untuk mencegah kebutaan total.
Katarak
Katarak terjadi ketika lensa mata yang biasanya menjadi keruh. Hal ini menyebabkan penglihatan kabur, warna memudar, sensitivitas cahaya, dan silau. Risiko katarak meningkat seiring bertambahnya usia.
Selain itu, paparan sinar matahari yang tinggi, merokok, diabetes, terlalu banyak alkohol juga dapat meningkatkan faktor risikonya.
Kebutaan penyebab katarak dapat dicegah lewat pembedahan untuk mengangkat lensa mata yang rusak.
Glaukoma
Glaukoma merupakan penyakit saat saraf optik mengalami kerusakan. Kondisi ini biasanya dialami karena tekanan intraokular yang tinggi, atau tekanan mata internal. Namun, tidak semua orang dengan tekanan mata tinggi mengalami glaucoma.
Biasanya, glaukoma menyebabkan penurunan penglihatan tepi secara bertahap. Jenis glaukoma yang disebut glaukoma sudut tertutup dapat menyebabkan nyeri mata parah tiba-tiba, mual, penglihatan kabur, dan mata merah. Ini adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan segera.
Obat tetes mata yang diresepkan, perawatan laser, dan jenis operasi tertentu dapat mencegah kerusakan penglihatan akibat penyakit glaukoma. Untuk mencegah kebutaan, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur untuk mendeteksi sejak dini.
Degenerasi makula terkait usia
Degenerasi makula terkait usia (AMD) melibatkan kerusakan bertahap pada makula, bagian retina yang memberikan penglihatan sentral yang tajam. Mereka yang mengalaminya mungkin masih bisa melihat, namun ada bintik-bintik kabur dan buta pada penglihatan sentral mereka. Tanpa penglihatan sentral, akan sulit untuk membaca, mengenali wajah, dan mengemudi.
Tidak ada obat untuk degenerasi makula, namun pengobatan tersedia untuk memperlambat perkembangannya. Ini termasuk suplemen multivitamin.
Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik terjadi ketika glukosa darah tinggi dan bisa dialami oleh penderita diabetes. Penyakit ini mempengaruhi pembuluh darah kecil di retina hingga berdarah, membengkak, dan mengeluarkan cairan.
Pada tahap awal, retinopati diabetik mungkin tidak menimbulkan gejala, namun dapat menyebabkan penglihatan kabur, buta warna, penglihatan malam buruk, dan eye floaters atau garis-garis pada penglihatan Anda seiring berjalannya waktu.
Retinopati diabetik meningkatkan risiko glaukoma.
Pencegahannya termasuk menjaga tingkat gula darah dan tekanan darah dalam kisaran yang sehat. Kemudian, melakukan pemeriksaan mata komprehensif setidaknya setiap tahun. (*)
Redaksi Mitrapost.com