Mitrapost.com – Pada hari kiamat, setiap manusia akan mendapatkan pertanyaan seputar kehidupan di dunia di hadapan Allah SWT. Sementara itu, jawaban dari setiap pertanyaan berupa tanggung jawab setiap hal yang diperbuat dan harta yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.
Hadits yang dinarasikan Muadz bin Jabal dalam Majma’ Az Zawa’id, Rasulullah SAW menyebutkan, “Sekali-kali dua kaki hamba tidak terayun pada hari kiamat hingga dia ditanya tentang empat perkara,” (HR Turmudzi).
Apa saja empat perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat pada manusia?
Empat pertanyaan bagi manusia di hari kiamat
Dilansir dari DetikHikmah, empat perkara yang akan ditanyakan menurut hadits tersebut adalah usia dan bagaimana seseorang menghabiskannya, tentang masa muda dan bagaimana mereka menjalaninya, tentang harta dan bagaimana mereka membelanjakannya dan tentang ilmu dan bagaimana mereka mengamalkannya.
Menurut Mahir Ahmad Ash Syufiy dalam dalam kitab Al Hisab, arti ‘sekali-kali dua kaki hamba tidak terayun pada hari kiamat’, yakni seorang hamba tidak akan berpindah ke tempat atau tahapan lain pada hari kiamat kelak sebelum menjawab pertanyaan tersebut. Lebih lanjut, pertanyaan tersebut merupakan pertanggungjawaban dari Allah SWR atas titipan-Nya kepada manusia.
Sementara itu, harta yang dimiliki harus didapat dari jalan halal dan dimanfaatkan untuk kebaikan pula, seperti kemaslahatan pemiliknya, keluarganya, dan kemaslahatan seluruh umat manusia.
Mengapa masa muda harus dipertanggungjawabkan?
Menurut Syekh Yusuf Al Qaradhawi dalam kitab Akhlaq Al Islam, masa muda merupakan masa yang paling penting dari periode kehidupan. Saat muda, manusia menjadi paling kuat, baik secara fisik maupun mental untuk menerima ilmu dan mengelola harta.
Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 54,
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
Allāhullażī khalaqakum min ḍa’fin ṡumma ja’ala mim ba’di ḍa’fing quwwatan ṡumma ja’ala mim ba’di quwwatin ḍa’faw wa syaibah, yakhluqu mā yasyā`, wa huwal-‘alīmul-qadīr
Artinya: “Allah adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (*)
Redaksi Mitrapost.com