Lebih lanjut, alat cetak beras analog ini memiliki proses yang cukup panjang dan banyak. Meskipun begitu dalam satu jam produksi bisa mendapatkan 100 kilogram beras.
“Karena sebelumnya juga membuat dulu beras analognya sekitar 50 kilogram. Prosesnya memang banyak, tapi alat cetak beras analog itu satu. Dan proses sebelum-sebelumnya juga banyak. Mungkin nanti produksinya 1 jam bisa 100 kilogram beras, berapa jam terus berapa kwintal seperti itu. Karena analog ini pada dasarkan bukan dari padi, tapi dadi jagung dan ketela. Yang mana itu dicetak menyerupai beras,” imbuhnya.
Dijelaskan Suntoro, dengan adanya launching alat tersebut bertujuan untuk menambah variasi bahan pangan. Mengingat cadangan pangan yang akhir-akhir ini mulai naik.
Selain itu, beras analog ini diperkaya nilai manfaat dan gizi lebih banyak dibandingkan dengan beras padi. Terlebih juga dapat pencegahan stunting yang di Kabupaten Pati ini masih menyebar di kalangan anak-anak.