Gibran Rakabuming Raka Sindir Ganjar, SMK Urusan Gubernur

Mitrapost.com – Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2 menceritakan dirinya yang berani bertindak ketika menemukan SMK yang dalam kondisi kurang baik.

Hal tersebut berawal dari santriwati yang bertanya terhadap Gibran berkenaan dengan cara pemerintahan agar santri tidak kalah bersaing dengan sekolah umum.

“Istilah demokrasi itu memimpin dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, kita kan sebagai santri kita kan kekurangan, maksudnya terbatas dengan teknologi dan informasi. Terus itu bagaimana caranya pemerintah menangani agar santri-santri itu tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain mengenai informasi dan teknologi tersebut,” tanya salah seorang santriwati.

“Misal kalau di sini kita terbatas akan internet atau main komputer dan segala macam, jadi otomatis kan nanti kalau kita udah lulus dari pesantren kita akan kalah dengan yang lain maksudnya mungkin dari segi teknologi. Itu bagaimana pemerintah caranya pemerintah menanggulangi? Kan pemerintah itu untuk rakyat jadi ada hak kami buat meminta jawaban dari pemerintah,” tambah dia.

Dalam hal ini, Gibran mengungkapkan bahwa pertanyaan sering dilontarkan siswa SMK. Ia lantas bercerita terkait dengan kondisi SMK yang kurang baik ketika awal memimpin Kota Solo.

“Pertanyaannya hampir-hampir mirip sih sebenarnya. Ini juga jenis-jenis pertanyaan yang juga sering ditanyakan teman-teman yang ada di SMK ya. Tadi saya bilang masalah missmatch antara sekolah dan dunia industri. Dulu tuh waktu awal-awal saya menjabat di Solo itu kita kunjungan ke beberapa SMK ya,” kata Gibran.

Cawapres nomor urut 2 ini juga mengatakan permasalah SMK ini sebenarnya ranahnya gubernur.

“Sebenarnya SMK tuh bukan ranahnya wali kota sih tapi ranahnya gubernur. Tapi karena ya keadaannya kurang baik, kami memberanikan diri untuk membuat konsorsium itu isinya perusahaan-perusahaan besar seperti misalnya Astra, Sinar Mas,” ujarnya.

Saat melakukan peninjauan, Gibran menemukan komputer di SMK itu juga masih dari zaman dulu atau jadul.

“Itu mereka (konsorsium) kami bentuk untuk mengawal SMK negeri yang sebelumnya, mohon maaf, komputernya masih jadul, atau alat-alatnya itu masih sangat tidak ter-update. Ini kita update semuanya. Jadi apa yang dipakai di pabrik, apa yang dipakai di industri, itu sama dengan apa yang ada di sekolahnya,” ujarnya.

“Jadi kita pengin apa yang dipelajari di sekolah itu nanti terpakai di dunia kerja. Yang kamu maksud itu kan? Jadi kita pengin yang namanya kurikulum itu kerja sama dengan pelaku industri. Kan yang mengerti kebutuhan industri pelaku industri itu sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gibran berharap adanya keterbukaan antara pihak sekolah dengan pelaku industry agar nantinya para siswa dapat siap melanjutkan ke ranah dunia kerja.

“Jadi kita pengin ada keterbukaan antara sekolah dengan dunia industri jadi anak-anak apa yang dipelajari sehari-hari di sekolah itu bener-bener bisa terpakai di dunia kerja. Entah itu komputer, mesin CNC, kemarin kami banyak yang kami perbarui, gurunya juga kami upgrade. Jadi bener-bener ketika sudah lulus itu tidak perlu lagi ikut kursus-kursus lagi atau pelatihan tambahan tapi bener-bener ready siap untuk kerja ditempatkan di dunia-dunia usaha,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati